Sukses

Universitas Indonesia, Laksana Miniatur Indonesia

Sebuah universitas yang pada sejarahnya merupakan sebuah sekolah khusus kedokteran (STOVIA) buatan Belanda.

Citizen6, Jakarta “Bhineka Tunggal Ika” Berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Setidaknya itulah semboyan yang selama ini rakyat Indonesia pegang sebagai pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara. Indonesia sebagai negeri yang terlahir dengan segala perbedaan, baik suku, ras, bahasa, ataupun budaya terbentang dari Sabang hingga Merauke. Inilah mengapa Indonesia bisa dikatakan sebagai negara paling berwarna di dunia. Begitu halnya dengan Universitas Indonesia. 

Sebuah universitas yang pada sejarahnya merupakan sebuah sekolah khusus kedokteran (STOVIA) buatan Belanda. Dari sekolah inilah kemudian muncul tokoh-tokoh pendiri bangsa yang berasa dari berbagai di Indonesia seperti halnya Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hasil pemikiran merekalah yang pada akhirnya mengantarkan Indonesia ke depangerbang kemerdekaan.

Sebuah cita-cita yang lama diidam-idamkan oleh banyak rakyat Indonesia. Alunan waktu pun segera mengubah keadaan, dari STOVIA menjadi sebuah universitas dengan multi-disiplin ilmu yang sekarang dikenal dengan nama Universitas Indonesia atau UI. Selama ini UI sering disebut sebagai kampus perjuangan.  Perjuangan berbagai macam mahasiswa dari seluruh penjuru Indonesia. Oleh sebab itulah mengapa UI sangat berwarna akan keragamannya.

Selama ini UI lah yang menjadi tolok ukur dunia dalam melihat sisi akademik Indonesia. Dari sinilah muncul sebuah rasa kebanggaan jikalau dapat menempuh studi di universitas,universitas yang menjadi kebanggaan Indonesia selama ini. Alhasil banyak putra-putri Indonesia yang bersaing untuk dapat menembus universitas yang masuk jajaran 10 besar ASEAN ini.

Hal inilah yang menjadi bukti bahwa  popularitas UI di Indonesia cukuplah tinggi, termasuk juga di mata negara-negara lain.
Dilihat dari namanya sendiri , UI merupakan sebuah universitas yang merepresentasikan Indonesia. Berbagai jenis mahasiwa dari beragam suku bangsa dari banyak daerah di Indonesia ada di universitas ini. Masing-masing mereka membawa kebudayaan-kebudayaan yang berbeda dari daerah asalnya.

Dari sinilah peran bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa benar-benar berfungsi sebagai sarana berkomunikasi.  Perbedaan satu sama lain memang menjadi hal yang biasa dalam kehidupan di UI. Tinggal bagaimana tolerasi atau rasa saling menghormati satu sama lain dipupuk di kalangan mahasiswa.  Selanjutnya dapat ditarik sebuah ibarat mengenai UI dan Indonesia “ Apabila kau ingin melihat bagaimana Indonesia berwarna dalam satu pulau, UI lah tempatnya”.

Penulis:

Nesiarise

Baca Juga:

Creative Writing: Tiga Kalimat itu Luar Biasa

Di Era 2.0 Setiap Orang Adalah Jurnalis

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini