Sukses

5 Cerita Korban Kecanduan Sosial Media

Sosial media (sosmed) semakin marak dan merajalela di kehidupan kita, tidak ada satupun orang yang lepas dari jejaring sosial ini.

Citizen6, Jakarta Sosial media (sosmed) semakin marak dan merajalela di kehidupan kita, tidak ada satupun orang yang bisa lepas dari jejaring sosial yang kini memang menjadi bagian dari kehidupan moderen.

Sosmed sudah merasuk ke berbagaia kalangan, mulai dari anak dengan usia sekolah sampai orang dewasa memiliki akun media sosial. Sosial media sebagai sarana yang memudahkan untuk berinteraksi satu sama lain. Namun sosmed juga berdampak buruk bagi penggunanya, sebagian orang telah mengalami kecanduan, bahkan sampai berefek fatal.

Berikut 5 cerita masyarakat yang kecanduan sosial media yang dilansir dari 00dee:

1. Perempuan dirawat di rumah sakit setelah menggunakan WhatsApp berlebihan

WhatsAppitis adalah julukan orang yang ketagihan memakai aplikasi WhatsApp. Ada seorang WhatsAppitis perempuan yang selama liburan Natal selalu menggunakan layanan pesan WhatsApp hingga dia harus dibawa ke rumah sakit. The Lancet jurnal media mencatat saat ini mereka sedang mencari obat untuk perempuan tersebut yang mengalami sakit parah di pergelangan tangannya. Dia tidak memiliki riwayat trauma atau tidak terlibat dalam aktivitas fisik yang berlebihan pada hari-hari sebelumnya. Namun, pada Hari Natal 2013 dia menghabiskan sekitar enam jam untuk memegang ponselnya, diagnosis ini disebut 'ekstensor polisis longus bilateral tendinitis jempol'.

2. Remaja mencoba bunuh diri karena tidak puas dengan kualitas selfies nya

Seorang remaja Inggris kecanduan untuk foto selfie dan mencoba bunuh diri karena dia tidak menyukai salah satu foto yang telah dia ambilnya. Danny Bowman, menghabiskan waktu selama 10 jam setiap hari untuk mengambil 200 foto dirinya di iPhone miliknya. Sampai stress memikirkan hal itu dia hampir saja overdosis pil, untungnya sang ibu datang untuk membantu agar Bowman tetap hidup. Kasus yang dialami Bowman adalah kasus ekstrim, psikiater mulai mempertimbangkan kecanduan selfie sebagai masalah kesehatan mental yang serius.

3. Perempuan melakukan bunuh diri setelah dituduh kecanduan Facebook

Pada Februari 2014 lalu, seorang perempuan India dituduh oleh orang tuanya karena kecanduan facebook, dia pun menanggapinya dengan gantung diri dari kipas yang ada dilangit-langit kamarnya. Sushma Goswami, telah menggunakan facebook sejak beberapa bulan lalu dan menyebabkan dia menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputernya. Adik laki-lakinya pun mengikuti untuk menggunakan facebook, orang tuanya marah karena mereka mengabaikan tugas sekolahnya dan menghabiskan waktu untuk internetan.

Sayangnya kasus ini bukan yang pertama kalinya, pada Oktober 2013 seorang perempuan remaja di desa Parbhani Maharashtra melakukan bunuh diri setelah bertengkar dengan orangtuanya karena kecanduan facebook. "Apakah facebook begitu buruk? aku tidak bisa tinggal di rumah dengan pembatasan seperti aku tidak bisa hidup tanpa facebook", tulisnya dalam catatan bunuh dirinya.

4. Perempuan kecanduan facebook sampai dia tenggelam ke perairan dingin

Seorang turis perempuan tengah mengunjungi Australia, dia sedang berjan-jalan di sepanjang dermaga. Dia sedang menggunakan facebook di ponselnya saat dia jalan, dia langsung terjun ke perairan dingin di Port Phillip Bay. Turis ini sama sekali tidak melihat sekelilingnya dan dia juga tidak bisa berenang, untungnya ada polisi yang menolong perempuan tersebut dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Bagian yang paling mengejutkan, dia tidak melepaskan ponselnya meskipun dia tidak bisa berenang dan suhu air sekitar titik beku.

5. Orang yang kehilangan pekerjaan dan istrinya karena kecanduan twitter

Larry Carlat adalah pria yang sudah menikah dan bekerja sebagai editor majalah. Suatu saat dia kecanduan twitter sampai kehilangan pekerjaan, bercerai sampai terasingi oleh orang- orang terkasih. Tweetoholic ini menjelaskan tweeting "setiap jam pada jam, siang dan malam". Tweet dia jelas melanggar kebijakan perusahaan sosial media. Dia memilih twitter sekitar satu bulan kemudian, lalu dia kehilangan istrinya setelah tweeting "aku akan mengambil peluru untuk istri saya, tapi sekarang saya lebih suka menjadi orang yang menarik pelatuk". Dia mengaku telah mencapai titik terendah ketika anaknya mengancam akan berhenti memfollow dia di twitter. Setelah Tweeting sebanyak 30 kali sehari, tujuh hari seminggu selama lebih dari 3 tahun dan mengumpulkan lebih dari 25.000 pengikut, Larry memutuskan untuk melakukan "Twittercide" dan meninggalkan sosial media.

Penulis:

Yulia Yulee

Baca juga:

5 Tips Agar Anda Bisa Bangun Pagi

6 Cara Mudah Tunjukkan Cinta Tanpa Kata

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.