Sukses

Desa Kulwaru dan Mahasiswa UGM Luncurkan Pupuk Kompos Organik

Masyarakat Desa Kulwaru Wetan, Kulon Progo meluncurkan produk pupuk kompos organik dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi.

Citizen6, Yogyakarta Masyarakat Desa Kulwaru Wetan, Kulon Progo meluncurkan produk pupuk kompos organik dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi. Bersama dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam International Association of Students in Agricultural and Related Sciences, Local Committee Universitas Gadjah Mada (IAAS LC UGM), masyarakat desa Kulwaru bersemangat untuk merubah kotoran sapi menjadi sebuah produk yang bermanfaat.

Hal ini dikarenakan melimpahnya limbah kotoran sapi yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik untuk mendukung kegiatan pertanian organik. Program menuju desa pertanian organik rupanya sudah digiatkan warga dengan mengintegrasikan semua kegiatan pertanian yang ada yaitu dengan memanfaatkan limbah tanaman untuk pakan ternak sapi dan sebaliknya limbah kotoran sapi yang dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos organik.

IAAS LC UGM yang didampingi praktisi pertanian yang merupakan alumni mahasiswa UGM, Trisnanto Rahardjo memberikan penyuluhan dan praktik pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan limbah kotoran ternak sapi. Selain limbah kotoran sapi, limbah urine sapi juga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair, pada hari itu juga, IAAS LC UGM dan masyarakat Desa Kulwaru mempraktekkan langsung cara membuat pupuk cair organik dari urine sapi. Harga pupuk cair yang mahal menjadi latar belakang ide untuk membuat pupuk organik cair sendiri untuk dimanfaatkan dan bisa memenuhi kebutuhan para petani di Kulwaru bahkan rencana ke depannya IAAS LC UGM dan masyarakat Desa Kulwaru akan memprogramkan untuk pemasaran pupuk kompos organik dan pupuk organik cair tersebut ke pasaran.    


 
Pembuatan Pupuk Organik Cair Masyarakat Desa Kulwaru bersama IAAS LC UGM (12/4)

Kegiatan dimulai dengan mempraktekkan langsung pembuatan pupuk organik cair dengan mengkombinasikan urine sapi, lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, brotowali, tetes tebu dan bakteri Saccharomyces cerevisiae. Lalu di fermentasi selama dua minggu. Acara dilanjutkan dengan launching pupuk kompos organik secara simbolis yang telah dibuat sebelumnya oleh IAAS LC UGM dengan warga desa Kulwaru.
 
“Pembuatan pupuk organik kerja sama antara mahasiswa UGM dan masyarakat Desa Kulwaru membuktikan kerjasama dengan dunia pendidikan bisa diaplikasikan secara langsung di masyarakat dengan menciptakan produk pupuk organik yang berkualitas”, ungkap Imam Hudoyo, Kepala Desa Kulwaru.

Travelia Febrin, sebagai Local Committee Director IAAS LC UGM mengungkapkan “Semoga geliat penggunaan pupuk kompos organik maupun pupuk organik cair memberikan manfaat yang banyak bagi masyarakat terutama untuk menjadikan Desa Kulwaru sebagai desa percontohan pertanian organik di Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat, bukan hanya saat ini saja, namun untuk jangka panjang”.

Penulis:

Hendy Dwi Warmiko (UGM)

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini