Sukses

Lezatnya Guelee Engkot Paya Pak Andit di Aceh

Aceh, provinsi di ujung barat nusantara mempunyai kekayaan kuliner yang luar biasa.

Citizen6, Banda Aceh Aceh, provinsi di ujung barat nusantara mempunyai kekayaan kuliner yang luar biasa. Dari yang paling sederhana hingga yang paling sulit proses pembuatannya tersedia di daerah berjulukan Serambi Mekkah ini.

Lidah pecinta kuliner pasti akan dimanjakan dengan ragam dan varisasi makanan khas Aceh. Keragaman dan variasi tersebut tak lepas dari keragaman ras asal kata Aceh itu sendiri. Yaitu, Arab untuk huruf A. Cina sebagai refleksi huruf C. Sedangkan hurup E sering dianggap merefresentasikan ras Eropa. Dan, huruf H untuk ras Hindia (India).

Di antara sekian banyak variasi kuliner khas Aceh adalah Guelee Eungkoet Paya ( baca; gule engkot paya) atau gulai ikan air tawar. Makanan ini khas bagi masyarakat yang tinggal di dataran tinggi Aceh atau mereka yang tinggal jauh dari pesisir yang terbiasa mengkonsumsi ikan air asin (ikan laut).

Masyarakat di Kabupaten Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah dan Bener Meriah serta sebagian Aceh Besar adalah yang keseharian mereka mengkonsumsi ikan air payau/tawar seperti gabus, mujahir, mas, belut, sepat dan sebagainya.

Beragam cara dilakukan masyarakat dalam menyajikan hidangan kan-ikan tersebut. Di antaranya adalah digulai dengan santan kelapa yang kental. Ada pula dengan santan seadanya. Atau, ada yang merebusnya dengan campuran asam dan pedas. Dalam bahasa Aceh disebut masam keueung.

Rumah makan Pak Andit merupakan satu dari sedikit rumah makan yang menyediakan Guelee Eungkoet Paya, khususnya ikan gabus sebagai bahan dasar utamanya. Rumah makan Pak Andit berada di Pasar Cot Keueng, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar. Selain itu, Pak Andit juga menyajikan beragam masakan khas tradisional Aceh.

Pak Andit memulai usahanya sejak 14 tahun silam. Selama enam tahun pertama, Pak Andit sangat menggantungkan bumbu masakannya pada racikan tukang bumbu di Pasar Penunayong di Banda Aceh atau Pasar Lambaro di Aceh Besar.

Namun, delapan tahun terakhir, Pak Andit meracik sendiri bumbu-bumbu untuk masakannya. Hal ini dilakukannya karena para peracik bumbu di dua pasar tersebut sering bergaonta ganti sehingga merubah cita rasa. Tentu hal ini sedikit banyak mengganggu para pelanggan yang datang jauh-jauh dari tempat usahanya.

“Naik turunnya omset ruman makan seperti usaha saya ini, sangat tergantung pada peracik bumbu. Bila konsisten, pelanggan akan bertambah. Bila tidak, perlahan tapi pasti, pelangkan akan beralih ke tempat yang lain”, ujar Pak Andit yang menjalankan usahanya bersama istri dan anak-anaknya.

Bahkan, Pak Andit lebih jauh menuturkan bahwa dia telah menurunkan rahasia racikan bumbu miliknya kepada salah satu anak lelakinya agar tetap terjaga kwalitas bumbu dan hidangan ruman makan mereka.

“Saya sudah turunkan rahasia racikan bumbu yang sudah sewindu ini bertahan kepada anak lelaki yang akan menggantikan saya nanti dalam mengelola usaha kecil ini”, imbuh Pak Andit.

Satu porsi Guelee Eungkoet Paya berbahan baku ikan gabus dihargai Rp 10.000 saja. Cukup murah memang bila dibandingkan dengan rumah-rumah makan lainnya, namun cita rasanya tak kalah, bahkan dengan racikan para chef di hotel berbintang sekalipun.

“Setiap kali melewati pasar ini, saya pasti mampir di warung ini untuk menikmati lezatnya guelee eungkoet paya Pak Andit. Lemak, asam dan pedasnya sangat menggiurkan”, ungkap Muslim M . Daud, salah satu pelanggan setia Pak Andit yang mengenalkan saya ke rumah makan khas tradisional Aceh ini.

Sebagai catatan tambahan, sebaiknya kita datang ke rumah makan Pak Andit antara pukul 12 hingga 1 siang. Sebab, bila datang di atas jam 1 siang, bisa-bisa kita cuma mendapatkan sisa-sia kuahnya saja karena keduluan dengan para pelanggan yang datang dari berbagai daerah di seputaran ibu kota tanah syuhada (Banda Aceh) dan kabupaten Aceh Besar.

Pengirim:

Ahmad Arif

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com.

Mulai Selasa, 9 Mei  2014 sampai dengan 25 Mei 2014, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Pengalaman Pertama Berinternet". Ada 2 router DLink (DIR-605L) untuk 2 orang pemenang  dan 4 merchandise ekslusif dari Liputan6. com. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.  Program menulis bertopik kali ini disupport oleh @DlinkID

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.