Sukses

IAAS LC UGM Lakukan Fermentasi Jerami Pakan Ternak Sapi

Jerami saat ini tidak dimanfaatkan secara maksimal di lahan pertanian desa Kulwaru, Wates, Kulonprogo.

Citizen6, Yogyakarta Jerami saat ini tidak dimanfaatkan secara maksimal di lahan pertanian desa Kulwaru, Wates, Kulonprogo. Karena itu Organisasi International Association of Students in Agricultural and Related Sciences, Local Committee Universitas Gadjah Mada (IAAS LC UGM) bersama para petani Kulwaru melakukan percobaan pembuatan Fermentasi jerami untuk pakan ternak sapi didekat rumah kompos milik kulwaru, Selasa (27/05). 

Warga Kulwaru yang berpartisipasi dalam kegiatan ini berjumlah 9 orang. Sementara jumlah anggota IAAS yang hadir ada tujuh orang 2 orang dari fakultas peternakan UGM yaitu ridwan dan travelia febrin, 1 orang dari D3 agroindustri UGM yaitu Sapto Adi Nugraha, 1 orang dari Biologi UGM yaitu Fitri yulia rachmawati, 1 0rang dari Pertanian yaitu Safira Rachma Chairunnisa , serta 2 0rang dari teknologi pertanian yaitu Fathati Rizkiyani Migwa dan Safirah Rizki Syarafina

Kegiatan ini memilih desa Kulwaru karena desa ini menjadi perwakilan Kulon Progo dalam lomba desa yang fokus pada ternak tingkat Propinsi. Penilaian lomba ini dilakukan pada tanggal 16 Juni 2014, sehingga perlu adanya perbaikan pada bidang pakan ternak untuk meningkatkan gizi ternak.

“Anggota masyarakat desa Kulwaru sudah pernah mencoba membuat pakan fermentasi untuk ternak, namun setelah 20 hari jerami yang difermentasi tidak seperti hasil aslinya yang  berwarna coklat dengan bau karamel sehingga membuat anggota masyarakat ini tidak melanjutkan lagi karena merasa gagal” ujar wakil ketua kelompok tani.

Harapannya, kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan. Para anggota kelompok tani dan masyarakat desa dapat terus meningkatkan pengetahuan untuk mendukung terciptanya desa organik yang menjadi tujuan utama desa Kulwaru.

Kepada para petani, anggota IAAS menjelaskan bagaimana cara membuat fermentasi agar sukses.

Berikut bahan dan cara pembuatan :
Jerami padi segar dengan kadar air 60%, urea 0,5 kg dan starbio  0,5 kg. (Parameter jerami segar itu bisa dilihat apabila jarami diremas dan air tidak menetes tetapi telapak tangan basah).

Untuk proses pembuatannya dilaksanakan ditempat yang beratap, agar tidak kehujanan dan kepanasan. Jerami disusun setebal 30 cm. Kemudian diinjak-injak supaya padat. Diatas jerami secara berturut-turut ditaburkan strabio dan urea secara merata Lapisan kedua dan seterusnya dibuat sama seperti lapisan pertama, hingga mencapai ketinggian minimal 1,5 meter. Tumpukan kemudian didiamkan selama 21 hari. Setelah 21 hari, warna jerami berubah menjadi coklat tua dan timbul aroma seperti karamel. Tumpukan dibongkar, jerami femetasi diambil dari tumpukan bagian dalam dan diangin-anginkan, agar bau amoniak hilang kemudian dapat diberikan langsung ke ternak.

Jerami fermentasi tersebut dapat diberikan kepada ternak sapi sebagai pakan sehari-hari. Dapat pula disimpan untuk stock/cadangan.

Kandungan protein pada jerami fermentasi lebih besar dibanding jerami segar. Perbandingannya Jerami segar, protein kasar : 3,7 %. Sementara Jerami fermentasi, protein  kasar: 8,39%

Pengirim:

Ridwan ahmad


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini