Sukses

Hilangkan Tradisi Layu Sebelum Berkembang

Mereka adalah anak muda yang cinta dengan sepakbola, jangan bebani mereka dengan kata harus menang

Citizen6, Jakarta Jumat (08/8/2014), Garuda Jaya memulai pertandingan perdananya di ajang Hassanal Bolkiah Trophy. Menghadapi lawan yang relative cukup kuat di grup B Malaysia u-21, Timnas u-19 dihadapkan pada kondisi bahwa mereka sedang berada dalam ekspektasi yang tinggi dari masyarakat Indonesia. Mereka dianggap sebagai generasi emas Indonesia, di tengah keterpurukan permainan kakak-kakak mereka di Timnas u-23 dan Timnas Senior.

Ibarat sudah menjadi tradisi, banyak pemain-pemain muda Indonesia dimasa sebelumnya yang mampu bersinar, sebut saja Kurniawan Dwi Yulianto, Tituns Bonai, atau Patrich Wanggai. Namun sayang, dengan sangat mudah tenggelam dan tidak menyisakan nama harum lagi hingga saat ini. Siapa yang hendak disalahkan pun selalu menjadi pertanyaan akan kondisi ini.

Mulai dari situasi Induk Sepakbola kita (PSSI), atau pun media yang dianggap terlalu ‘melebihkan’ kehebatan mereka, serta ekspektasi yang luar biasa dari masyarakat sepak bola yang wajar saja, mengingat negara ini sudah sangat lama tidak merasakan indahnya menjadi juara, bukan selalu menjadi ‘pecundang’ di setiap ajang, sampai Timnas u-19 sedikit mampu mengobati sapaan pecundang itu ketika mampu mengalahkan Vietnam lewat adu pinalti pada ajang Piala AFF tahun lalu.

Kini, kehebatan anak-anak muda ini akan kembali di uji pada kejuaraan tahunan yang digelar oleh raja Brunei Darassalam. Bertajuk Hassanal Bolkiah Trophy, pertandingan ini tentunya dapat menjadi ajang pemanasan Garuda Jaya sebelum menjalani turnamen yang lebih bergengsi lainnya, Piala Asia 2014. Kita semua tentu sangat mengharapkan Evan Dimas cs, bisa merajai kembali kejuaraan ini. Namun yang perlu di ingat adalah, kurangi ekspektasi tinggi kita atas mereka. Biarkan mereka memainkan sepakbola layaknya anak se usia mereka yang memang menggandrungi permainan ini, bukan harus memenuhi target juara yang nantinya justru hanya akan membuat generasi mereka hanya akan sama seperti pendahulu mereka.

Mereka adalah anak muda yang cinta dengan sepakbola, jangan bebani mereka dengan kata harus menang, dan juga jangan buat mereka ikut tersakiti oleh kesemerawutan persebakbolaan Indonesia. Bila hal itu sudah terjadi, sudah barang tentu kemenangan-kemangan dan status juara yang lain akan datang kepada Indonesia. Mari kita sama-sama berusaha untuk menciptakan prestasi baru sekaligus menghapus tradisi lama melalui kaki-kaki Garuda Jaya ini. Biarkan tradisi layu sebelum berkembang itu menjadi layu untuk selama-lamanya, saat ini dukung mereka agar benar-benar harus layu setelah mereka sudah berkembang dengan sangat baik atau bila wajah sepakbola Indonesia semakin membaik, bisa membuat mereka ‘berbuah’ dulu sebelum layu itu datang. Semoga!!!

Pengirim:

Randy Rivaldi

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Saat ini Citizen6, juga mengajak blogger untuk kolaborasi. Jika punya postingan baru, kirim alamat atau url websitenya ke kami. free.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini