Sukses

Kedungsepur, Kereta Baru yang Aman, Nyaman dan Cepat.

Kereta Api Kedungsepur adalah sejarah awal mula adanya transportasi yang nyaman dan menghargai penumpang sebagai konsumen.

Citizen6, Kendal Kereta Kedungsepur dengan Rute Kendal-Semarang-Purwodadi telah diluncurkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) bulan September tahun 2014 ini, harapan mayoritas warga yang telah jenuh dengan moda transportasi darat seperti kendaraan roda empat yang sangat rawan macet, kecelakaan dan lamban diganti dengan model transportasi yang cepat, aman dan nyaman seperti yang didapatkan di Kereta Api telah sedikit terpenuhi.

Rabu 1 Oktober 2014 lalu saya dan beberapa rekan sengaja menyempatkan waktu untuk mencoba dan menikmati apa sebenarnya Kereta Api Kedungsepur yang beberapa kali sempat manjadi berita di sejumlah suratkabar dan televisi lokal itu.

Jam 6.30 pagi saya berjalan kaki memasuki Stasiun Weleri Kabupaten Kendal Jawa Tengah, dalam bayangan saya akan terjadi antrean panjang dengan pertimbangan harga tiket yang murah karena promo sebesar Rp 15.000.

Tapi ternyata kereta ini belum mendapat perhatian walaupun sudah tiga hari dipromosikan, stasiun masih lengang. Kami membeli tiket dengan jadwal keberangkatan jam 8.45, setelah menunggu beberapa saat sembari menikmati kopi dan berbagai makanan khas Kendal yang dijual di pasar Weleri yang tak jauh dari stasiun, akhirnya kereta yang kami tunggu datang juga, tepat waktu, jauh dari kesan selama ini bahwa kereta api selalu molor. Naiklah kami dan bersiap berpetualang bersama sang Kedungsepur.

Di dalam kereta, suasana khas langsung terasa, aroma unik kereta api yang hangat dan enak langsung menyergap, bedanya kali ini kereta kami terasa bersih, cozzy, dan tak ada gangguan apapun, tak ada preman, tak ada copet, keamanan terjamin karena terlihat Polsuska yang seragamnya keren mirip tim SWAT berpatroli secara berkala melintas koridor dengan senyum yang ramah.

Kemudian datang petugas berpakaian jas Tuxedo rapi memeriksa tiket semua penumpang, saya lihat tak ada penumpang gelap atau tradisi bayar di atas kereta saat ini, karena begitu  masuk ruang tunggu stasiun semua penumpang wajib menunjukkan tiket dan KTP sesuai tiket yang dipegang.

Tak ada juga penjaja makanan diatas kereta sehingga dengan harga tiket yang hanya seharga sebungkus rokok, kenyamanan dan keamanan kita sebagai konsumen terlayani dengan baik oleh PT KAI .

Sepanjang perjalanan dari Kendal menuju Semarang yang hanya memakan waktu 30 menit, bandingkan dengan naik mobil dengan jarak yang sama bisa hampir satu jam atau jika macet bisa lebih dari tiga jam, hemat waktu, biaya dan vitalitas terjaga. Kami disuguhi pemandangan yang cukup bagus.

Di kanan kiri kereta terhampar sawah ditanami padi, tembakau dan palawija, kemudian ketika kita melintasi jembatan nampak banyak warga yang sedang memancing, petani membajak sawahnya,menikmati pemandangan khas pedesaan sambil minum kopi yang dibeli dari petugas berpakaian batik  ditemani makanan yang kami bawa dari stasiun benar benar serasa dimanjakan.

Tiba di Semarang, kami menuju restoran Beringin di depan stasiun Poncol yang menyajikan berbagai makanan khas Semarang dan juga bernuansa Tiongkok.

Lalu perjalanan kami lanjutkan menuju Museum Mandala Bhakti milik Kodam IV Diponegoro, disana kami dipandu oleh Pak Gandung dan Bu Asih dari bagian sejarah dan pustaka, kepiawaian mereka memandu tak kalah dari pemandu profesional, mulai dari menjelaskan tentang sejarah, hingga memperagakan berbagai senjata berat yang masih bisa berfungsi dengan baik.

Uniknya di museum ini tak memungut biaya tiket apapun “pimpinan dalam hal ini bapak Pangdam Diponegoro memberikan arahan bahwa museum Mandala Bhakti adalah milik seluruh warga Jawa Tengah, silahkan jika ingin berkunjung atau memperoleh pengetahuan bagi siswa SD, SMP, SMA atau bahkan Mahasiswa dan para peneliti sejarah militer, kami terbuka  untuk umum, ” Papar pak Gandung dan Bu Asih yang telah bertugas disana selama 30 Tahun.

Bayu dan Desika pengunjung dari Universitas Katholik Sugiyopranoto Semarang, serta Maya Aretta dari Undip yang sedang mencari bahan untuk penelitian terlihat antusias.  “Kebersihan ruangannya benar benar terjaga, pemandunya oke, dan kami merasa terbantu dengan penjelasan dari pihak museum yang detail tentang sejarah yang ada dimasa silam, seharusnya pemerintah provinsi Jawa Tengah dibawah pimpinan Gubernur Ganjar Pranowo bangga dan peduli pada musemu ini karena ini adalah aset yang berharga” tutur Bayu dan Maya.

Puas dengan wisata sehari itu, kami pukul 16.30 sore bergegas ke Stasiun Poncol untuk kembali ke Kendal , Kereta Api Kedungsepur adalah sejarah awal mula adanya transportasi yang nyaman dan menghargai penumpang sebagai konsumen, terimakasih PT KAI untuk inovasi hebatnya.

Pengirim:

Aryo Widiyanto, Traveller, Backpacker

Blog: aryowidiyanto.blogspot.com


Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini