Sukses

Asal Mula Istilah Hidung Belang

Darimana istilah "hidung belang" ini berasal? temukan kisahnya disini.

Citizen6, Jakarta Alkisah, hiduplah seorang perempuan cantik keturunan Belanda-Jepang pada tahun 1629, Sara namanya. Sara, seorang putri dari salah satu pejabat VOC, Jaques Specx, ini dititipkan pada Gubernur VOC di Batavia kala itu, Jaan Pieterzoon Coen. Kecantikan Sara yang merupakan perpaduan Barat dan Timur menjadi buah bibir dan dambaan para calon perwira muda VOC. Salah satu yang tergila-gila diantaranya adalah Pieter J. Cortenhoeff, seorang prajurit muda penjaga kastil atau de vaandrig van de kasteelwacht yang memiliki wajah tampan rupawan.

Cinta Pieter pada Sara tidaklah bertepuk sebelah tangan. Secara diam-diam mereka menjalin hubungan asmara. Hubungan kisah cinta Pieter dan Sara ini dituliskan dalam sebuah buku berjudul Sara Specx oleh Tjoa Piet Bak yang diterbitkan pertama kali di Bandung pada 1926. Kisah cinta menggebu-gebu sepasang muda-mudi ini akhirnya tercium oleh Sang Gubernur Jenderal . Si Tuan Jangkung yang menjadi sebutan orang Betawi untuk Coen, ini memergoki Sara dan Pieter berduaan di salah satu ruang di Kastil.

Jaan Pieterzoon Coen adalah seorang yang sangat membenci perihal kecabulan. Amarahnya memuncak ketika ia mendapati Sara, anak baptisnya berduaan dengan Pieter hingga ia langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyiapkan dua tiang gantungan di depan Stadhuisplein (Museum Fatahillah sekarang). Namun akhirnya hukuman skandal tersebut diputuskan di meja pengadilan sesuai dengan peraturan yang berlaku kala itu.

Sara dikenai hukuman cambuk dan Pieter dijatuhi hukuman pancung. Mereka berdua dihukum di depan Stadhuisplein di hadapan ratusan orang. Sebelum dipenggal, wajah Pieter di coreng terlebih dahulu dengan arang yang merupakan bentuk penghinaan terhadap pelaku tindakan cabul. Ketika kepala Pieter pasca dipenggal menggelinding ke tanah, orang-orang Betawi melihat hidung Pieter yang belang karena dicoreng oleh algojo. Sejak itulah stereotip Hidung Belang menyebar dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini