Sukses

Warga Protes Rencana Pembuatan Jalan ke Puncak Gunung Pawitra

Bupati Mojokerto akan membuat jalan dari kaki gunung hingga puncak Pawitra dengan anggaran Rp 7 Miliar yang diambil dari APBD.

Citizen6, Mojokerto Hari ini Senin, 26 Januari 2015 di pos perijinan Tamiajeng tepatnya di pos perijinan Gunung Penanggungan atau Pawitra sangat ramai oleh para pendaki, warga serta relawan #SavePawitra.

Mereka berkumpul untuk membahas agenda yang telah dibuat Bupati Mojokerto Mustafa Kamal Pasha yang akan mengadakan pembangunan jalan dari kaki gunung hingga puncak Pawitra dengan anggaran APBD sebanyak 7 miliar rupiah.

Tentu hal tersebut sangat disayangkan mengingat banyak hal lain yang bisa dilakukan selain membangun jalan di Pawitra dengan anggaran tersebut.

Beberapa Komunitas Pecinta Alam seJatim pun menolak rencana Bupati Mojokerto yang dinilai hanya akan menghancurkan ekosistem dan cagar budaya yang ada di Pawitra. Padahal Gubernur Jatim telah menetapkan Pawitra sebagai Cagar Alam yang harus kita jaga bukan untuk dihilangkan seperti dalam rencana pembangunan jalan Pawitra.

Untuk itu para Komunitas Pecinta Alam seJatim beserta warga menolak rencana Bupati tersebut dengan melakukan gerakan 1000 tanda tangan. Komunitas Pecinta Alam seJatim telah menandatangi gerakan tersebut. Nantinya mereka akan memberikan banner berukuran 6x2meter yang bertulisan #SAVE PAWITRA kepada dinas terkait serta memajang di Alun-alun kota Mojokerto sebagai bentuk penolakan pembangunan jalan Pawitra.

Salah satu ketua dari Komunitas Pecinta alam menambahkan "ini bentuk kepedulian kami untuk alam leluhur kami, kami beserta kawan-kawan berupaya untuk menjaga cagar budaya yang ada di Pawitra, namun kenapa Bupati Mojokerto mau menghilangkan cagar budaya itu, "tanyanya.

"Kami berharap Bupati lebih bijaksana lagi untuk membuat keputusan tersebut...."tambah aktivis yang tidak mau disebut namanya itu. 

Daripada membangun gunung, perhatikan fasilitas umum atau sekolah yang butuh untuk diperbaiki. Semoga Bupati Mojokerto bisa membatalkan rencana ini karena ada banyak yang harus diperbaiki selain menghancurkan ekosistem alam yang telah ada.

Penulis:
Haris Mei Nara
Tambaksari Selatan gg 13/5 Surabaya
 
Twitter: @haris_mei28

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini