Sukses

Demi Menang, 5 Kesatuan Tentara Khusus Anak-Anak Ini Dibuat

Meskipun perekrutan anak dibawah usia 18 tahun dalam program wajib militer dianggap bentuk perbudakan menurut hukum internasional.

Citizen6, Jakarta Meskipun perekrutan anak dibawah usia 18 tahun dalam program wajib militer dianggap bentuk perbudakan menurut hukum internasional, tetapi dalam perang, siapapun bisa menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan. Termasuk diantaranya menggunakan kesatuan khusus anak-anak yang merupakan bagian dari program wajib militer.

Kesatuan khusus anak-anak ini merupakan salah satu strategi yang telah terbukti efektif di berbagai medan pertempuran. Hal ini dikarenakan pihak musuh tidak akan menganggap anak-anak sebagai bentuk ancaman. Selain ikut berpartisipasi dalam pertempuran langsung, anak-anak juga digunakan sebagai kurir, mata-mata, pengintai, atau bahkan sebagai tameng hidup. Nah, berikut ulasan daftar 5 kesatuan pasukan khusus anak-anak:

1. Kadogo, Kongo

Dalam bahasa lokal, Kadogo artinya adalah ‘si kecil yang berjuang’. Mereka adalah bagian dari program wajib militer dalam konflik perang saudara Republik Demokratik Kongo (1996-2003). Perekrutan ini merupakan perintah langsung dari mantan presiden Laurent Kabila. Diperkirakan anggota pasukan Kadogo berjumlah kurang lebih 10.000 anak.

Mahkamah internasional yang kemudian mengadili kasus yang termasuk pelanggaran hak asasi manusia ini pada 19 Maret 2006 akhirnya memutuskan hukuman penjara selama lima tahun kepada Mayor Jean-Pierre Biyoyo. Peristiwa itu adalah pertama kalinya seseorang dihukum oleh mahkamah internasional karena merekrut anak-anak sebagai tentara.

Selengkapnya bisa dibaca di sini

Pengirim:

Lasyana Wahab

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini