Sukses

Wow, Museum Ini Ajak Pengunjung Tur Keliling Sambil Telanjang

Tur ini mengajak pengunjung berkeliling sambil telanjang. Tertarikkah Anda mengikutinya?

Citizen6, Jakarta Ketelanjangan sudah lama menjadi bahan perdebatan di kalangan masyarakat. Batasan tipis antara seni dan pornografi membuat telanjang disebut sebagai hal yang tabu, namun di sisi lain begitu dipuja sebagai bagian dari seni. Kenyataannya, ketelanjangan sebenarnya sudah menjadi bagian dari sejarah dan budaya umat manusia.

Bukti sejarah menunjukkan, banyak budaya yang menjadikan telanjang sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Bahkan di Indonesia yang terkenal dengan beragam suku, masih banyak suku yang melegalkan ketelanjangan. Bagi suku-suku tersebut, pakaian adalah benda dari peradaban asing yang tak boleh mencemari budaya mereka.

Dalam hal seni, sudah sejak lama ketelanjangan diekspos oleh para seniman. Karya seni patung maupun lukisan dari zaman renaisanse misalnya, melihat ketelanjangan sebagai bagian dari pengekspresian diri. Di luar negeri pun, Anda bisa dengan mudah menemukan patung-patung yang menggambarkan dewa-dewi Yunani kuno dalam keadaan telanjang.

Untuk itulah, sebuah museum di Australia pun mencanangkan ajakan untuk menikmati tur keliling sambil telanjang. Ya, telanjang. Benar-benar tanpa sehelai benang pun.

Dilansir dari CNN, Kamis (26/03/2015), tur telanjang tersebut bertempat di National Gallery of Australia. Tur telanjang tersebut diadakan sambil menikmati pameran dengan tajuk "James Turrel: A Retrospective."

Pameran ini memamerkan karya-karya seniman berkebangsaan Amerika berusia 70 tahun, James Turell. Karya-karya yang dipamerkan adalah buah kerja kerasnya selama 50 tahun terakhir. Tur telanjang ini berkolaborasi dengan seniman Melbourne, Stuart Ringholt. Ringholt telah memimpin pengalaman serupa di Sydey Museum of Contemporary Art.

Ringholt berpendapat, ketelanjangan benar-benar penting untuk sejarah seni. Sebab, banyak karya yangg menampilkan ketelanjangan.

Anda tak perlu merasa malu saat mengikuti tur telanjang ini. Sebab, tur dikhususkan hanya untuk usia 18 tahun ke atas. Selain itu, selama tur yang hanya diikuti 50 orang tiap sekali tur tersebut, museum sengaja ditutup. Sehingga hanya orang-orang yang mengikuti tur tersebut yang bisa melihat orang lain telanjang. Kini, tur-tur serupa pun mulai diikuti oleh berbagai museum di berbagai negara.

Jadi, tertarikkah Anda mengikuti tur telanjang ini?

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.