Sukses

5 Hewan Langka yang Pernah Diselundupkan

Satwa langka Indonesia kini sedang menjadi sorotan banyak pasang mata.

Citizen6, Jakarta Satwa langka Indonesia kini sedang menjadi sorotan banyak pasang mata. Seperti yang kita ketahui, akhir-akhir ini marak sekali aksi penyelundupan hewan langka yang terjadi di Tanah Air. Rendahnya kesadaran hukum sebagian masyarakat membuat penyelundupan itu terjadi berulang-ulang, seakan tak ada efek jera bagi pelakunya.

Nah, berikut beberapa hewan langka yang masuk dalam klasifikasi satwa kritis dan terancam punah yang pernah menjadi korban penyelundupan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri:  

Burung kakatua 

Baru-baru ini, penyelundupan 22 ekor burung kakatua jambul kuning dan seekor bayan berhasil diselamatkan kepolisian Resor Tanjung Perak Surabaya di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Mirisnya unggas asal Papua itu diketahui dimasukkan ke dalam botol-botol bekas air mineral hingga tak mampu bergerak oleh sang pelaku. Bahkan beberapa ekor burung sudah mati karena kekurangan udaran dan asupan makanan.

Burung berjambul kuning yang memiliki nama latin Cacatua Sulphurea tersebut kini menjadi salah satu dari 18 spesies burung yang berstatus Critically Endangered atau kritis atau satu tingkat di bawah status punah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2

Harimau Sumatera

Harimau Sumatera juga pernah menjadi sasaran perdagangan dan perburuan ilegal. Tepatnya pada Februari 2011 silam penadah dan penyelundup harimau tertangkap tangan di Sumatera Barat oleh tim BBKSDA Riau dan BKSDA Sumatera Barat juga dari Tiger Protection Unit (TPU) WWF-Indonesia.

Dari penangkapan tersebut disita selembar kulit harimau jantan dewasa dengan panjang 170 cm dari hasil buruan dengan diracun dekat Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Kabupaten Kampau, Provinsi Riau.

Harimau Sumatera merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Sayangnya kini harimau Sumatera masuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.

3 dari 5 halaman

3

Penyu hijau

Indonesia adalah rumah bagi 6 dari 7 spesies penyu di dunia, karena memberikan tempat yang penting untuk bersarang dan mencari makan, disamping merupakan rute perpindahan yang penting di persimpangan Samudera Pasifik dan Hindia.

Penyu adalah spesies khas Indonesia yang menjadi kebanggaan nasional, karena 6 dari 7 spesies ada di Indonesia, salah satunya adalah penyu hijau (Chelonia mydas).

Sayangnya kini jumlah penyu hijau semakin berkurang karena banyak diburu untuk diambil pelindung tubuhnya sebagai hiasan. Diketahui, pihak berwajib dapat menggagalkan aksi penyelundupan 28 ekor penyu hijau pada Februari 2009 dan 7 penyu pada Mei 2009.

Saat ini 6 jenis penyu diantaranya penyu hijau, penyu belimbing, penyu lekang, penyu tempayan, penyu sisik, dan penyu pipih terancam oleh perdagangan ilegal, pembangunan di daerah pantai perteluran, tangkapan sampingan oleh pukat dan pancing di sektor perikanan, serta polusi di lautan.

Foto: 4.bp.blogspot.com

4 dari 5 halaman

4

Kura-kura moncong babi

Kura-kura moncong babi atau labi-labi moncong babi merupakan hewan endemik Papua Selatan yang hidup di alam bebas. Namun, kini populasinya terancam karena ia menjadi salah satu hewan peliharaan populer yang banyak disukai warga di berbagai negara khususnya Cina dan Taiwan.

Populasi kura-kura moncong babi di alam liar memang mengalami penurunan akibat perburuan dan perdagangan ilegal. Bedasarkan Konvensi Internasional Perdagangan Satwa Langka Fauna dan Tumbuhan Liar (CITES), mereka termasuk dalam Appendix II, yaitu spesies terancam punah, namun masih boleh dimanfaatkan.

5 dari 5 halaman

5

Trenggiling

Trenggiling atau dikenal sebagai anteater merupakan hewan pemakan serangga seperti semut dan rayap yang hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Uniknya, saat hewan ini diganggu ia akan menggulungkan badannya seperti bola.

Namun, kini hewan dengan bentuk tubuhnya yang memanjang ini terancam keberadaannya. Pasalnya, habitatnya mulai terganggu dan menjadi objek perdagangan hewan liar. Bahkan pada 2009 silam diketahui sekitar 13,8 ton trenggiling menjadi korban penyelundupan yang terjadi di Palembang.

Foto: profauna.net

(ul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini