Sukses

Kekurangan Biaya BimBel Gratis ini Terancam Tutup

Di era yang serba komersial ini, sebenarnya masih banyak sosok-sosok yang mau berbagi ilmu.

Citizen6, Jakarta Di era internet ini, arus informasi sangat deras. Kita mencari informasi dari satu sumber saja tanpa mencari sumber lainnya untuk mengkonfirmasi. Hal ini karena kita mulai melupakan kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca ini harus ditanamkan sejak dini dan terus dipupuk agar generasi muda mempunyai pola pikir yang lebih kritis.

Sebuah pusat belajar anak di Leupung, Aceh sejak berapa tahun lalu didirikan dengan tujuan untuk menumbuhkan kembali rasa percaya diri anak-anak melalui program pembinaan seperti kegiatan Seni Budaya (melukis, mengarang, menulis puisi, membaca puisi, menyanyi, berakting, pantomim dan drama serta tarian), kegiatan Olah Raga, Aneka Perlombaan dan Permainan Anak, Tamasya dan Rekreasi, Pemutaran Film Hiburan, Kelompok Belajar dan Mengaji, Pelatihan Ketrampilan dan Pelayanan Perpustakaan.

Pusat belajar anak yang berada dibawah Yayasan Pembinaan Generasi Muda (YPKGM) Aceh ini berdiri sejak tahun 1994. Namun Teuku Syafrizal pendiri sekaligus pengelola Pusat Belajar Anak gratis ini kini tak mampu lagi membiayai dana operasional yayasan ini.

Sebelumnya biaya kegiatan pusat belajar anak ini berasal dari usaha Warung Kopi, dan Jasa Photo Copy dan Pengetikan komputer. Usaha ini awalnya memberikan kontribusi yang berarti bagi berlangsungnya kegiatan yayasan. Namun sayang sekali setelah berjalan setahun diikuti dengan krisis ekonomi yang melanda negara Indoensia maka usaha ini mulai tidak mampu lagi mensupport kegiatan Yayasan.

Taman Belajar Anak gratis ini bertujuan ingin agar generasi muda Indonesia terutama anak-anak dan remaja di
Leupung, sebuah daerah pesisir pantai yang kekurangan sumber daya, memiliki kualitas pribadi yang semakin baik.

Sejak 3 bulan terakhir yayasan ini tak lagi bisa menutup biaya operasional seperti biaya listrik sehngga Bimbel Gratis serta
kegiatan lainnya terancam ditutup. Celakanya para instruktur dan pembimbing kegiatan sudah pada tidak datang lagi karena pendiri YPKGM tidak mampu lagi membayar honor mereka. Praktis pendiri YPKGM, Teuku mengajar sendiri anak-anak.

 **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini