Sukses

5 Pernyataan Tidak Penting dari Anggota DPR Saat Tanggapi Masalah

Apa jadinya jika DPR yang digadang-gadang itu, justru mengeluarkan pernyataan yang tidak bermutu dan malah mengundang kontroversi.

Citizen6, Jakarta Anggota DPR adalah publik figur yang menjadi wakil dari masyarakat. Keberadaan DPR, diharapkan mampu mengayomi masyarakat. Pernyataan yang arif, menenangkan, serta solutif dalam menyikapi masalah, tentunya sangat diharapakan oleh masyarakat. Namun apa jadinya jika publik figur bernama DPR yang digadang-gadang itu, justru mengeluarkan pernyataan yang tidak bermutu dan malah mengundang kontroversi. Berikut 5 pernyataan tidak penting yang pernah diutarakan anggota DPR saat menyikapi masalah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Kisruh Tolikara didalangi PKI

Deding Iishak

1. Kisruh Tolikara didalangi PKI

Publik mungkin masih ingat ketika terjadi kekisruhan di Tolikara yang menyebabkan rumah ibadah serta kios-kios terbakar. Saat itu, situasi Indonesia sedang diguncang isu SARA. Tak dinyana tak disangka, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Deding Ishak malah mengeluarkan pernyataan yang jauh dari nalar publik. Deding menyatakan, konflik di Tolikara didalangi oleh PKI. Benar-benar tidak penting bukan?

3 dari 6 halaman

Orang Islam ke Mina bukan cari mati

Said Abdullah

2.Orang Islam ke Mina bukan cari mati

Pernyataan tersebut keluar dari Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah. Barangkali ada benarnya pernyataan Said, namun yang jadi pertanyaan, apakah pantas pernyataan seperti itu didengar oleh keluarga korban yang sedang
berduka? Tanpa perlu dikatakan oleh seorang Anggota DPR, kita semua tahu,orang berangkat naik haji bukan untuk mencari mati melainkan menyempurnakan ajaran agama. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga pernyataan tidak penting.

4 dari 6 halaman

Bubarin saja DPR jika tak boleh bikin gedung baru

Fahri Hamzah

3. Bubarin saja DPR jika tak boleh bikin gedung baru

Pernyataan mengejutkan keluar dari mulut Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Pernyataan ini muncul lantaran usulnya untuk membuat gedung DPR yang baru, ditentang oleh rakyat dan juga pemerintah pusat. Usul pembuatan gedung DPR baru,dinilai dapat melukai hati rakyat. Apalagi, di tengah kondisi perekonomian yang serba sulit. Tanpa tedeng aling-aling, Fahri Salam lantas mengeluarkan pernyataan yang kekanak-kanakan dan terdengar ngambek, “Jika usul bikin gedung baru ditolak, mending bubarin saja DPR.” Pernyataan tidak penting itu pun langsung menghiasai headline pemberitaan di beberapa media.

5 dari 6 halaman

LSM di NTT jangan terlalu kritis

 

Setya Novanto

4. LSM di NTT jangan terlalu kritis

Pernyataan tersebut, barangkali bukan hanya tidak penting tapi juga tidak bermutu. Faktanya, usai Setya Novanto yang notabene Ketua DPR RI mengeluarkan pernyataan tersebut, kritikan deras langsung mengalir kepadanya. Kritikan-kritikan
muncul dari organisasi-organisasi kepemudaan yang tidak hanya dari NTT. Mereka meminta, Setya Novanto menarik ucapannya dan meminta maaf. Pernyataan Novanto itu mencuat, lantaran sedang terjadi konflik antara investor penambang dengan LSM di NTT.

6 dari 6 halaman

Teruskan Proyek E-KTP meskipun itu bermasalah

Fadli Zon

5. Teruskan Proyek E-KTP meskipun itu bermasalah

Pernyataan tidak logis itu muncul dari Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. Publik figur yang satu ini memang terkenal ceplas-ceplos saat berbicara di depan umum. Salah satu pernyataannya yang dianggap ngawur adalah saat Fadli menginstruksikan Mendagri untuk tetap melanjutkan proyek E-KTP meskipun sedang bermasalah. Saat itu Mendagri memutuskan untuk menghentikan sementara proyek E-KTP karena banyak kesalahan. Namun dengan santainya, Fadli mendesak Mendagri untuk tetap melanjutkan proyek E-KTP. Sudah tahu, bermasalah kok tetap dilanjutkan, dasar tidak penting.

Menurutmu, pernyataan tidak penting apalagi yang pernah dikeluarkan anggota DPR. Langsung saja, kirim ke kolom komentar ya. (war)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.