Sukses

Enam Fakta Menarik tentang Ganja yang Belum Terkuak

Tak bisa dipungkiri, ganja telah mengalami bentuk pemberitaan yang tidak objektif dan cenderung negatif.

Citizen6, Jakarta Beredarnya aplikasi bernama "I-Doser" di toko aplikasi perangkat iOS dan Android dengan menghadirkan layanan gelombang suara yang mampu menstimulasi otak dan dapat membuat penggunanya ketagihan seperti mengonsumsi narkoba ini sontak membuat resah masyarakat. 

Pasalnya, di Tanah Air dan hampir di seluruh dunia marijuana atau ganja adalah salah satu jenis narkotika yang dilarang, dalam bentuk kepemilikan, penggunaan, produksi atau transaksi lainnya. Namun, ada beberapa negara seperti Belanda, Uruguay, Kamboja, Portugal dan beberapa negara lainnya sudah membebaskan masyarakatnya mengosumsi ganja secara legal.   

Ganja memang menjadi tanaman yang paling terkenal di penjuru dunia. Tak bisa dipungkiri, ganja telah mengalami bentuk pemberitaan yang tidak objektif dan cenderung negatif. Nah, berikut ulasan beberapa fakta menarik tentang ganja yang harus Anda ketahui.


Ganja terbukti dapat mengobati berbagai penyakit.

Beberapa kasus medis menunjukkan bahwa tanaman ini nyatanya terbukti efektif bagi pasien yang tengah menjalani kemoterapi kanker untuk mengurangi rasa mual. Ganja juga dapat membantu merangsang nafsu makan bagi pasien AIDS, serta mengurangi tekanan intraokular pada orang yang memiliki glakumo.

Pasien dengan gangguan neurologis juga dapat sembuh dengam mengonsumsi ganja untuk mengurangi kelenturan otot karena ganja memiliki bahan kimia khusus di dalamnya yang membantu saraf dan meningkatkan aliran darah di otak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Next

Kebanyakan orang yang mengonsumsi ganja tidak tertarik menggunakan obat terlarang lainnya.

Menurut para pengguna ganja, mereka tak tertarik dan tidak pernah mengonsumsi obat terlarang lainnya, karena beberapa dari mereka telah mencoba obat lain yang menyebabkan kecanduan dan menimbulkan masalah.

3 dari 6 halaman

Next

Orang yang mengonsumsi ganja kemungkinan kecil mengalami rusaknya jaringan otak dibandingkan dengan mengonsumsi alkohol

Ahli saraf di University of California, San Diego melakukan penelitian selama 1,5 tahun kepada beberapa orang yang memiliki sejarah mengonsumsi alkohol dan ganja.

Selama penelitian, otak peserta dipindai sebelum dan sesudahnya. Hasilnya, penelitian menunjukkan penurunan materi putih, penting untuk kesehatan jaringan otak dari para peserta yang mengambil lima atau lebih minuman beralkohol dua kali seminggu dibandingkan dengan peserta yang memakai ganja sembilan kali seminggu. Hasil pindai otak pengguna ganja juga tidak menunjukkan perubahan dalam kesehatan jaringan otak mereka.

4 dari 6 halaman

Next

Ganja belum terbukti menyebabkan kecelakaan lalu lintas maupun kematian.

Beberapa dosis ganja memang mempengaruhi persepsi dan kinerja psikomotor dengan perubahan yang dapat mengganggu kemampuan mengemudi. Namun dalam studi mengemudi, ganja menghasilkan sedikit atau tidak ada gangguan penanganan mobil. Berbeda dengan alkohol yang cenderung meningkatkan praktik mengemudi berisiko.

5 dari 6 halaman

Next

Ganja belum terbukti menyebabkan ganguan kognitif jangka panjang.

Efek jangka pendek dari ganja termasuk langsung, perubahan sementara dalam pikiran, persepsi, dan pengolahan informasi. Proses kognitif yang paling jelas terpengaruh oleh ganja memori jangka pendek.

Dalam studi laboratorium, subjek di bawah pengaruh ganja tidak mengalami kesulitan mengingat hal-hal yang mereka pelajari sebelumnya. Namun, mereka menampilkan kapasitas berkurang untuk belajar dan mengingat informasi baru. Diminishment ini hanya berlangsung selama keracunan tersebut. Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa penggunaan ganja dalam jangka panjang berat secara permanen merusak memori atau fungsi kognitif lainnya.

6 dari 6 halaman

Next

Mengonsumsi ganja saat hamil memungkinkan bayi akan memiliki cacat lahir

Bagi kaum hawa, mengonsumsi ganja selama kehamilan dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi dan perkembangan sistem sarafnya. Anak-anak yang terkena ganja selama kehamilan kadang-kadang memiliki masalah memfokuskan perhatian mereka dan memecahkan masalah.

Jadi, pada dasarnya ganja maupun alkohol dapat bermanfaat tergantung penggunannya untuk keperluan tertentu, namun juga dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. (ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini