Sukses

Kisah para Bocah yang Dihukum Mati

Di zaman sekarang, sefatal apa pun kesalahan seorang anak, ia tidak berhak dihukum mati.

Citizen6, Jakarta Di zaman sekarang, sefatal apa pun kesalahan seorang anak, ia tidak berhak dihukum mati. Anak dianggap belum bisa berpikir logis dan mengambil keputusan. Sehingga kesalahan yang dibuatnya pun masih bisa dimaafkan. Namun hal itu berbeda pada zaman dahulu, siapa pun yang melakukakn kesalahan yang dianggap fatal harus dihukum mati. Tidak peduli apakah itu dilakukan oleh anak-anak atau orang dewasa. Berikut kasus hukuman mati yang pernah diterima anak-anak.

George Stinney Jr (14)

doc.istimewa

Pada tahun 1944, seorang anak keturunan Afrika bernama George Stinney Jr, terpaksa harus mengakhiri hidupnya. Ia didakwa telah membunuh dua orang gadis kecil. Atas aksinya ini George langsung diciduk dan diadili tanpa ada pendampingan. Semua juri dalam persidangan yang berkulit putih menyetujui untuk mengeksekusi mati dengan sengatan listrik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Fortune Ferguson (13)

doc. istimewa

Pada tahun 1925, Fortune Ferguson dituduh melakukan pemerkosaan terhadap seorang gadis berusia 8 tahun. Hakim yang memimpin sidang memutuskan untuk menghukum mati Ferguson. Anak ini dituduh melakukan pemerkosaan kepada seorang gadis berusia 8 tahun di tahun 1925. Hakim yang memutuskan hukuman menganggap pemuda ini layak dieksekusi mati dengan kursi listrik. Sebelum di hukum mati dengan sengatan listrik, Ferguson sempat dipenjara bersama orang-orang dewasa.

3 dari 5 halaman

Mary (13)

doc. istimewa

Seorang Budak kulit hitam bernama Mary menerima hukuman paling keji. Ia digantng di pohon dan dipertontonkan di depan umum. Sebelum kejadian mengerikan itu, ia mengaku telah melakukan pembunuhan terhadap anak tuannya yang berumur dua tahun. Hakim di persidangan akhirnya memutuskan Mary memang bersalah. Tak seharusnya seorang budak membunuh anak dari tuannya. Apa pun yang terjadi budak harus menurut dengan tuan yang telah membeli hidupnya.

4 dari 5 halaman

Hanah Ocuish (12)

doc. istimewa

Seorang bocah yang berasal dari suku Pequot di Amerika Hannah Ocuish  telah melakukan pembunuhan terhadap anak kecil yang merupakan anggota keluarga bangsa kulit putih. Pembunuhan itu pun dilatarbelakangi perebutan sebutir buah stroberi. Hanah diputuskan bersalah karena membunuh anak kecil. Dalam eksekusi dia gantung dengan dua orang menariknya dari belakang. Mirip seperti katrol yang sedang digunakan untuk menarik benda berat.

5 dari 5 halaman

Michael dan Ann Hammond (7 dan 11)

doc. istimewa

Di Inggris sekitar awal abad ke-18 masehi, hanya karena mencuri sebuah roti yang nilainya tak seberapa, dua anak kecil miskin harus menerima hukuman yang mengerikan. Mereka digantung di depan umum. Tak ada orang yang berani menyelamatkannya karena hukum sudah berlaku untuk para pencuri akn dihukum mati tidak peduli apakah itu anak-anak atau orang dewasa. (war)

 **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini


**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini