Sukses

Wajib Bela Negara di Mata Jogja Education Forum

Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Ki Hajar Dewantara, Kompleks Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta.

Citizen6, Jakarta Senin, 9 November 2015, Jogja Education Forum (JEF) menggelar diskusi public bertajuk “Pro dan Kontra Program Wajib Bela Negara.” Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Ki Hajar Dewantara, Kompleks Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta. JEF menghadirkan tokoh-tokoh pendidikan Jogja, akademisi, praktisi, elemen pemuda dan mahasiswa.

“Jogja Education Forum merupakan wahana diskusi tentang topik dan permasalahan yang mengemuka di masyarakat. Melalui, JEF ini diharapkan budaya berpikir kritis, akademis, dan dinamis bisa ditumbuhkembangkan.” Demikian disampaikan Nyi Septi Ambarwati, Dewan Penasihat JEF yang juga merupakan pamong UST Yogyakarta.

JEF yang digelar kali ini bertepatan dengan momentum peringatan Sumpah Pemuda dan menyongsong Hari Pahlawan. Isu bela Negara dirasa sangat relevan untuk didiskusikan mengingat kebijakan pemerintah ini meninmbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. JEF mengundang pihak-pihak terkait masalah ini diantaranya Pemerintah Kota Yogyakarta, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora), Pramuka, Resimen Mahasiswa, Lembaga Eksekutif Mahasiswa, maupun dosen dan pemerhati pendidikan. Nampak hadir pula jurnalis dari beberapa media lokal di Jogja.

“Kami selaku panitia pelaksana JEF berusaha menghadirkan pihak-pihak terkait untuk mendiskusikan topik yang dibahas. Beberapa diantaranya menunda kehadiran dikarenakan beberapa alasan. Namun, kami cukup mengapresiasi peserta yang menyempatkan diri hadir untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama.” Demikian disampaikan Bayu, Ketua Pelaksana JEF.

JEF dimulai pukul 19.30 dengan pembacaan teks Sumpah Pemuda, pembacaan puisi dan pertunjukan tarian tradisional khas Kalimantan Utara. JEF dipandu langsung oleh Koordinator Jogja Education Forum, Ary Gunawan. JEF juga menampilkan hiburan musik dari FisikaBand UST Jogja.

Diskusi mulai menghangat ketika terjadi perbedaan pendapat dalam mendefinisikan bela negara. Pemerintah Kota Yogyakarta, yang diwakili oleh Kesbangpol, Ibu Widyastuti menyampaikan bahwa program bela negara ini merupakan program pemerintah yang perlu didukung untuk meningkatkan nasionalisme dan nilai-nilai cinta tanah air. Program ini dijalankan oleh Kementerian Pertahanan dengan menargetkan seratus juta orang dalam sepuluh tahun ke depan.

Di lain pihak, banyak peserta yang menunjukkan kekurangsetujuannya dengan program bela negara ini. Banyak yang menganggap program ini dipaksakan, belum siap, bahkan hanya proyek yang tidak ada urgensinya. Program bela negara ini sebenarnya sudah masuk dalam pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan. Tentunya, akan lebih efektif jika memaksimalkan kanal yang sudah ada daripada membuat program baru yang dianggap hanya proyek.

Diskusi berlangsung sekitar dua jam dan diakhiri dengan penandatanganan Komitemen Bersama untuk melaksanakan Gerakan #JogjaBicara. Gerakan ini bertujuan mengajak semua elemen masyarakat, pemuda, dan mahasiswa untuk berani bersuara untuk menyampaikan aspirasi dan kepedulian terhadap permasalahan bangsa. Perwakilan peserta lintas profesi dan organisasi menandatangai Komitmen Bersama dan merencanakan program JEF selanjutnya.

“Bela Negara merupakan kewajiban warga Negara sebagai bentuk rasa cinta tanah air. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Bangsa yang besar selalu menjunjungtinggi kebersamaan dan menghargai perbedaan. Kepahlawanan bukan kado yang dihadiahkan tetapi piala yang diperebut dan diperjuangkan dengan ketulusan.” Demikian Ary Gunawan menutup JEF.

Penulis:

Ary Gunawan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini