Sukses

Potret Memukau Eksotika Istana Al-Katiri Seiyun

Sejarah Daulah Al-Katsiriyyah terekam dalam kitab Tarikh Daulah Al-Katsiriyyah karya Muhammad bin Hisyam.

Citizen6, Jakarta Sejumlah pelajar di Hadhramaut pada Kamis (12/11) mengadakan study tour ke sejumlah tempat bersejarah di provinsi Hadhramaut, Yaman Selatan tepatnya di jantung kota Seiyun. Sekitar 45 pelajar bertolak dari kota Tarim pada jam 12.00 KSA. Kunjungan ini disambut hangat oleh Sayyid Abdurrahman As- Seggaf pimpinan museum.

Acara ini merupakan program kerja Departemen Seni dan Budaya PPI Hadhramaut. Tujuannya, memberikan kesempatan untuk belajar sejarah dan membuka peradaban yang telah lama bertabur debu. Salah satu tujuan paling memukau adalah istana megah Al-Katsiri, dinamakan istana Al-Katsiri karena dinisbatkan kepada raja yang berkuasa saat itu yaitu Badr bin Abdullah Al-Katsiri pada tahun 922 H, dimana saat kota Seiyun menjadi ibu kota provinsi Hadhramaut.

Sejarah Daulah Al-Katsiriyyah terekam dalam kitab Tarikh Daulah Al-Katsiriyyah karya Muhammad bin Hisyam.

Sejarah Daulah Al-Katsiriyyah terekam dalam kitab Tarikh Daulah Al-Katsiriyyah karya Muhammad bin Hisyam. Dan pada akhir tahun 1984 M istana ini resmi dialih fungsikan menjadi museum. Tinggi istana sekitar 34 meter dan dibangun dilahan seluas 5460 meter. Pengunjung juga bisa menikmati panorama decak keramaian pusat kota dipuncak istana dengan potret yang memukau.

Seiyun merupakan lembah terbesar di Hadhramaut terletak 22 mil arah Timur kota Tarim. Konon kota ini sebagai tempat persinggahan para musafir, mereka berhenti dikedai kopi satu-satunya daerah itu, kedai kopi tersebut ditinggalai wanita yang bernama Seiyun. Saat kota menjadi ramai orang-orang menamai daerah itu menjadi kota Seiyun sebagai pernghargaan.

Akhir dari kunjungan ini, PPI Hadhramaut berikan piagam penghargaan sebagai bentuk terimakasih kepada pihak museum. Sebelum bertolak ke Tarim rombongan menyempatkan mampir di Kastil Fales, sebuah benteng yang terdapat dilereng bukit kota Seiyun, arsitektur sangat menarik, benteng yang berbahan baku tanah liat ini telah mengalami renovasi, sebagai bukti perhatian terhadap cagar budaya.

Pengirim:

Abdul Muhith

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.