Sukses

Ingin Tahu Rasanya Mati, Gadis Ini Gelar Upacara Kematian Sendiri

Gadis ini ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi mayat dalam upacara kematian. Ia pun mencoba melakukannya sendiri

Citizen6, Jakarta Kematian adalah sebuah keniscayaan. Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, seperti apa rasanya tubuh tak bernyawa yang mengalami upacara kematian? Tentu tak ada yang bisa menjawabnya. Atas dasar itulah Zeng Jia, seorang mahasiswi berusia 22 tahun dari Wuhan, Cina, membuat kaget keluarga dan teman-teman saat ia berkata ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi mayat yang menjalani upacara kematian.

Menurut Zeng, ia mendapat ide untuk melakukan hal tersebut setelah menyadari orang-orang menghabiskan begitu banyak uang untuk menyelenggarakan upacara kematian, padahal sang mayat sendiri tak mendapat kesempatan untuk menikmati upacara tersebut.

 

Bertekad tidak membiarkan hal demikian terjadi padanya, Zeng menghabiskan semua tabungannya untuk membuat upacara kematian yang utuh. Lengkap dengan peti mati, bunga, burung origami, serta fotografer, dan kerumunan pelayat. Ia juga mengundang keluarga dan teman-teman untuk ambil bagian dalam perayaan yang tidak biasa tersebut.

Dilansir dari Daily Press, Senin (30/11/2015), teman-teman Zeng nyatanya penasaran. Mereka datang untuk melihat Zeng berbaring dalam peti mati sambil memeluk boneka Hello Kitty di dadanya. Untuk membuat suasana lebih dramatis, ia bahkan menyewa make up artis yang membuat wajahnya terlihat seperti tak bernyawa.

- 

Zeng menghabiskan waktu satu jam berbaring sebagai mayat sambil direkam, setelah selesai, ia pun bangun dan menyampaikan pidato terima kasih pada para pelayat. Zeng mengatakan ia ingin menikmati semua perhatian yang didapat seseorang saat ia meninggal. Ia juga penasaran dengan apa yang akan dipikirkan orang terhadap dirinya saat ia meninggal.

Zeng tidak menyesal atas apa yang telah ia lakukan. Bahkan menurutnya, upacara kematian yang ia lakukan membuatnya lebih menghargai hidup. Sebenarnya, praktek tersebut bukanlah yang pertama. Praktek yang sama telah dilakukan di Cina atau Taiwan sebagai bentuk terapi.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini