Sukses

Sepi Penjahat, Ribuan Sipir di Belanda Terancam PHK

Dilansir dari The Telegraph, angka kriminalitas di Belanda memang berangsur menurun. Sedikitnya angka kejahatan di Belanda turun 0,9% setiap

Citizen6 Jakarta - Jika di Indonesia tahanan penuh sesak karena tingginya angka kriminalitas, maka di Belanda keadaan berbanding terbalik. Banyak penjara di Belanda yang mengalami krisis tahanan, artinya kosong melompong tanpa ada seorang pun narapidana. Akibatnya, ribuan sipir atau penjaga tahanan terancam di-PHK.

Dilansir dari The Telegraph, angka kriminalitas di Belanda memang berangsur menurun. Sedikitnya angka kejahatan di Belanda turun 0,9% setiap tahun hingga lima tahun ke depan. Oleh karena itu, dari 13.500 jumlah rumah tahanan sepertiganya tidak terisi. Tahun ini saja dijadwalkan, Kementrian Kehakiman Belanda akan menutup delapan penjara.

Melalui juru bicara Kementrian Kehakiman Belanda, Jaap Oosterveer mengatakan kondisi ini membuat khawatir para Serikat Pegawai Penjara (FNV).  Organisasi ini memperkirakan, 1.900 karyawan lembaga pemasyarakatan di Belanda akan kehilangan pekerjaan. Sementara itu, sekitar 700 orang akan menjadi karyawan mobile karena mereka harus bekerja di beberapa penjara sekaligus.

"Sepertiga dari sel-sel penjara akan kosong, dan kondisi itu akan terus bertambah. Dari sudut pandang sosial, tentu saja, hal ini sangat bagus karena menunjukkan angka kejahatan yang rendah. Namun, jika Anda bekerja di penjara, ini bukan kabar bagus," ujarnya.

Untu, Pemerintah Belanda sudah menyiapkan alternatif supaya tidak terjadi pemecatan besar-besaran. Jaap mengatakan, pemerintah akan menyewakan penjara untuk Belgia dan Norwegia. "Saat ini sebanyak 300 narapidana asal Belgia ditahan di LP Tilberg. Sementara itu, 240 narapidana asal Norwegia ditampung di LP Nogerhaven, di Kota Drenthe," jelasnya.

Kendati demikian, Jaap menilai menyewakan tahanan bukan solusi mendasar dari permasalahan ini. Namun inisiatif itu menjadi langkah terbaik, mengingat jika terjadi PHK besar-besaran maka angka pengangguran akan meningkat. "Dari pengangguran itu akan memicu angka kriminalitas," ujar Jaap menambahkan.

Menurunnya jumlah narapidana disebabkan populasi karena warga Belanda yang mulai menua sehingga hampir tidak mungkin melakukan kejahatan. Selain itu, belakangan, sistem hukum Belanda lebih fokus untuk tidak mendakwa kejahatan yang tak menyebabkan korban, mengendapankan rehabilitasi, vonis pendek, program keterampilan, dan pembauran kembali dengan masyarakat.

Boleh juga ya Belanda sampai kekurangan orang jahat di negaranya. Lalu bagaimana dengan Indonesia, tidak bisakah kita berkaca pada negara yang pernah mencacakkan kakinya di Nusantara ini?

(war)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini