Sukses

Haikuku Indonesia Gelar Haiku Peduli Autisma

HaikuKu Indonesia memiliki kegiatan sosial yang langsung mengena dengan masyarakat.

Citizen6, Jakarta - GrupHaikuKu Indonesia berencana menggelar acara Haiku Peduli Autisma untuk memperingati Hari Kesadaran Autisme Sedunia (World Autism Awareness Day) yang jatuh pada 2 April 2016, di Cangkuang Garut, Jawa Barat, Sabtu-Minggu (2-3) April 2016. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kasih sayang terhadap sesama dari para penggiat puisi Jepang (haiku) ini.

“Mereka perlu kasih sayang, perlu perhatian, dan tentu perlu kita semua. Kita berada dan dekat dengan mereka,” kata ketua penyelenggara acara, yang juga salah seorang pembina HaikuKu Indonesia, Dr Endang Kasupardi, dalam keterangannya, di Bandung, Kamis (31/4).

Sementara itu, Presiden Haikuku Indonesia, Diro Aritonang, menyebutkan HaikuKu Indonesia memiliki kegiatan sosial yang langsung mengena dengan masyarakat. “Tentunya program ini sejalan dengan tujuan grup HaikuKu dalam membantu, merawat, dan peduli terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah kemanusiaan, konsern terhadap perjuangan hak asasi individu penyandang cacat yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita.”

Ia berharap, kegiatan ini pun tidak lepas dari pembelajaran haiku yang langsung bersatu dengan alam. “Untuk itu, kami mengharapakan masukan dari keluarga besar HaikuKu untuk kegiatan acara ini.”

Dihadiri dua bupati

Diro menyebutkan, dalam kegiatan yang digelar para penggiat haiku yang menggunakan Facebook  sebagai media untuk memublikasikan karya mereka ini, akan hadir Bupati Garut, Rudi Gunawan, SH, MH, dan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi (Dewan Kehormatan HaikuKu Indonesia). Selain orang nomor satu di dua kabupaten tersebut pada Haiku Peduli Autisme juga akan hadir pihak pemerintah, anggota DPRD, Dinas Pendidikan, dan perguruan tinggi di Kabupaten Garut serta rombongan keluarga HaikuKu Indonesia dari Jakarta, Jawa Barat, dan daerah lainnya.

Ia memaparkan, mata acara persembahan Haikuku Indonesia dalam kegiatan ini, antara lain pembacaan haiku dengan anak-anak penyandang autis dari beberapa SLB di Kabupaten Garut dan Malam Peduli Autisma dengan sub mata acara di antaranya membaca haiku seluruh yang hadir, serta pertunjukan kesenian.

Diru menerangkan, grup HaikuKu Indonesia yang beraktanotaris No 6/1503-15 Notaris Aris iskandariah SH.M.K. M.Kn. ini merupakan lembaga non profit, yang mengembangkan kehidupan sastra di Indonesia, khususnya mengambil format haiku (俳句), yakni sastra asli dari Jepang. Namun, lanjut dia, karya haiku dalam Haikuku Indonesia tetap berkarakteristik keindonesiaan dengan mengangkat nilai-nilai dan kearifan budaya Indonesia.

HaikuKu, katanya, menganut model haiku yang berpola 17 suku kata dalam patron 5-7-5 (go-shichi-go), yakni 5 suku kata pada baris pertama, 7 suku kata pada baris kedua, dan 5 suku kata pada bari ketiga. Menulis haiku, menurut dia , wajib menggunakan kigo (季語) sebagai penanda musim, penanda waktu yang disesuaikan alam Indonesia, (musim hujan dan musim panas), dan bisa juga dalam bentuk kigo kecil.

“Haiku pada hakikatnya tidak berjudul. Karena itu dalam grup HaikuKu tidak diperkenankan menggunakan judul,” katanya.

Penulis:

Ayi kusmawan)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini