Sukses

Menganalisis Performa Rio Haryanto di F1

Simak analisis performa Rio Haryanto di ajang balap jet darat Formula 1 yang ditulis oleh Radityo Wicaksono.

Citizen6, Jakarta Pada musim Formula, 2016 pembalap muda Indonesia, Rio Haryanto, mencetak sejarah dengan menjadi pembalap Formula 1 pertama yang berasal dari Indonesia. Rio Haryanto bergabung dengan Manor Racing Team (MRT) yang berasal dari Inggris.

Rio menjadi satu dari tiga pembalap debutan di F1 musim ini, bersama rekan setim nya di MRT, yaitu pembalap asal Jerman, Pascal Wehrlein. Pascal Wehrlein juga merupakan juara DTM musim 2015. Pembalap rookie yang ketiga adalah Jolyon Palmer, yang bergabung dengan Renault F1 Team, ia adalah juara GP2 pada tahun 2014.

Manor Racing Team: Tim papan bawah yang sangat ambisius

Manor Racing sudah berkompetisi di F1 sejak tahun 2010. Saat itu, masih bernama Virgin Racing. Meskipun sudah 6 musim berlaga di Formula 1, Manor berstatus sebagai backmarkers selama enam musim tersebut karena terbatasnya dana.

Mobil Manor Racing sangat tidak kompetitif, dan bahkan jarang sekali mampu bersaing dengan tim-tim papan bawah lainnya. Dari 6 musim tersebut, mereka hanya bisa mencetak satu kali poin, yaitu pada 2014 di Monaco, di mana pembalap Prancis Jules Bianchi finis di posisi ke-9.

Crew Manor Racing sedang menangani mobil jet darat pembalap asal Indonesia, Rio Haryanto, pada balapan F1 GP China di Sirkuit Internasional Shanghai

Musim 2014 merupakan musim yang sangat sulit untuk Manor. Pembalap mereka yang sangat bertalenta, Jules Bianchi, mengalami kecelakaan yang sangat parah pada GP Jepang di Suzuka. Pembalap asal Prancis tersebut mengalami cedera otak yang parah, sehingga koma selama sekitar 9 bulan, dan akhirnya meninggal dunia pada bulan Juli 2015.

Pada akhir musim 2014, Manor, yang bernama Marussia pada saat itu, mengalami permasalahan finansial, sehingga hampir bankrut. Tim ini kemudian di ambil alih oleh pengusaha Irlandia, Stephen Fitzpatrick.

Karena permasalahan ini, Manor tidak dapat mengembangkan mobil baru untuk musim 2015, sehingga terpaksa memakai mobil tahun 2014, yang membuat mereka tertinggal jauh di urutan belakang.

Simak selanjutnya analisi Rio Haryanto di Blog Keren yang ditulis oleh Radityo Wicaksono di Forum Liputan6, berikut ini. 

Tulisan ini adalah pendapat pribadi penulis, Sahabat Liputan6 dapat berkomentar, atau memberi tanggapan dengan meng-klik tautan ini.

Sekilas penulis : 

Radityo Wicaksono, 21 th, dan sedang menyelesaikan semester terakhir kuliah S2, jurusan Mechanical Engineering (teknik mesin) di Strasbourg, Perancis. Saat ini sedang magang di perusahaan Liebherr-Mining Equipment di Colmar, Perancis.

Mengikuti Formula 1 sejak usia 10 tahun, dan bukan hanya melihat balapannya saja, tetapi tertarik dengan teknologi yang dipakai di F1, terutama Aerodynamics. Karena itu, memutuskan untuk kuliah jurusan Mechanical Engineering, dan sejak kecil bercita-cita untuk menjadi insiyur di Formula 1, di bagian Aerodynamics.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Simak juga video tentang Rio Haryanto berikut ini :

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.