Sukses

Seberapa Siap, UMKM Hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016?

MEA dibentuk dengan tujuan meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta Memasuki tahun 2016, UMKM siap tidak siap harus menghadapai Masyarakat Ekonomi Asean atau (MEA). MEA dibentuk dengan tujuan meningkatkan stabilitas  perekonomian di kawasan ASEAN. Artinya, ada semacam kebebasan dalam melakukan perdagangan antar negara-negara ASEAN.

Pemerintah berharap, mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antarnegara ASEAN. Oleh karena itu, MEA merupakan salah satu momen dan kesempatan yang baik untuk masyarakat Indonesia dalam meningkatkan perkembangan perekonomian di wilayah ASEAN.

Di Indonesia, UMKM berkembang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data yang dimiliki oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia mengenai perkembangan UMKM dan Usaha Besar (UB) bahwa 98% tenaga kerja di Indonesia diserap oleh UMKM, dan 60% produk domestik bruto (PDB) dihasilkan dari UMKM.

Di sisi lain, UMKM pun berperan sangat penting dalam memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat untuk membantu Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan juga menciptakan stabilitas nasional.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

UMKM cenderung tidak siap


Namun dengan adanya MEA ini, UMKM cenderung tidak siap menghadapi persaingan yang ada. UMKM perlu menyadari bahwa banyak peluang yang bisa dilakukan dalam rangka mengembangkan usaha mereka dalam menghadapi MEA.

Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut salah satunya adalah keterbatasan UMKM dalam meningkatkan kinerja keuangan mereka. Untuk meningkatkan ekspornya, UMKM tentunya membutuhkan kucuran dana yang tidak sedikit, keterbatasan modal dana usaha akan berakibat sulitnya UMKM untuk berkembang di ASEAN.

Pemerintah dalam hal ini sudah berupaya menawarkan program Kredit Usaha Rakyat untuk para pengusaha UMKM yang membutuhkan kucuran dana dengan cepat. Selain keterbatasan modal usaha, minimnya pengetahuan UMKM terhadap MEA pun menjadi ketidaksiapan yang cukup signifikan, maka dari itu diperlukan suatu program dari pemerintah untuk meningkatkan wawasan MEA terhadap UMKM dan juga peningkatan efisiensi produk dan manajemen untuk UMKM bersiap lagi menghadapi persaingan yang ada.

Selain itu pemerintah harus mulai mengencangkan ikat pinggang dalam meningkatkan ekspor, dan memberi nilai tambah pada produk dalam negeri dan juga dalam mengurangi impor sebagai antisipasi ketergantungan Indonesia pada produk luar. Adanya kebijakan ekspor dan impor akan membantu pemerintah untuk membantu masyarakat beradaptasi dengan MEA.

Pemerintah dapat menambah keberagaman barang ekspor, subsidi ekspor, premi ekspor, devaluasi, promosi dagang ke luar negeri, menjaga kestabilan nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing dan juga mengadakan perjanjian kerja sama ekonomi internasional untuk meningkatkan nilai ekspor. Sedangkan pemerintah dapat mengenakan bea masuk, membatasi impor dengan memberikan kuota impor, pengendalian devisa, substitusi impor dan juga devaluasi untuk mengurangi kenaikan impor.

Penulis:

Badzlina Anindyka

Master of Business Administration, School of Business and Management,

Institut Teknologi Bandung.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini


**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini