Sukses

Kelak, Robot Seks Bantu Pencegahan Penyebaran Penyakit Menular

Liputan6.com, Jakarta - Para ahli mengatakan, di masa depan nanti robot seks pelacur nantinya akan membantu memerangi perdagangan manusia dan penyebaran penyakit seksual. Menurut sebuah makalah, pada tahun 2050 nanti manusia akan mengenal adanya robot seks yang bekerja sebagai pekerja seks.
Ian Yeoman, seorang ilmuwan yang mengkhususkan diri dalam futurolog, serta Michelle Mars, seksolog dari Universitas Wellington adalah orang-orang di balik ide tersebut. Dalam makalah mereka yang berjudul "Robot, Pria, dan Pariwisata Seks," mereka membayangkan sebuah rumah bordil di Amsterdam yang dipenuhi robot seks pada tahun 2050.
 
Ide mereka sendiri muncul saat melihat penutupan Yub-Yum, sebuah rumah bordil paling eksklusif di Amsterdam yang terpaksa ditutup pada tahun 2008. Menurut makalah tersebut, Yub-Yum berkilauan dengan ratusan wanita cantik berpakaian minim yang menari eksotis. 
 
"Yub-Yum di masa depan nantinya adalah rumah bordil berlisensi yang dipenuhi pekerja bukan manusia, melainkan robot android," ujar Yeoman seperti dilansir dari Mirror, Senin (30/05/2016).
 
Kedua ilmuwan itu memprediksi, masalah yang timbul akibat Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti HIV/AIDS, nantinya akan bermutasi dan kebal terhadap vaksin. Karena itu, dengan penggunaan robot seks, mereka berharap dapat menekan jumlah pengidap PMS di masa depan.
 
"Pengunjung yang menggunakan jasa robot seks itu nantinya dijamin akan merasakan pengalaman yang indah dan mendebarkan. Karena semua robot seks diprogram untuk melayani dan memenuhi setiap keinginan pengunjung."
 
Menurut Yeoman, robot seks itu nanti akan terbuat dari bakteri serat yang tahan terhadap cairan manusia. Karenanya, ia menjamin tidak ada PMS yang dapat ditransfer antara konsumen.
 
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini