Sukses

Miris, 6 Tradisi Kejam pada Hewan yang Dilegalkan Pemerintah

Tradisi-tradisi barbar di berbagai wilayah di dunia sampai saat ini masih terus dilestarikan.

Liputan6.com, Jakarta Setiap negara tentu memiliki tradisi dan budayanya masing-masing. Setiap tradisi selalu dilestarikan sebagai warisan nenek moyang dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat lokal. Ragam tradisi pun sangat beraneka, mulai dari hubungan sesama manusia, lingkungan, hingga tradisi yang melibatkan hewan. Semuanya tradisi tersebut tentu dilaksanakan dengan harapan akan memberikan kebaikan bagi kelangsungan hidup manusia.

Sayangnya, tak semua tradisi tersebut dilaksanakan secara damai dan tentram. Beberapa tradisi di dunia justru sangat kejam dan brutal pada beberapa hewan. Ada yang menyiksa hewan secara terang-terangan, menjadikannya target kekerasan secara massal, hingga menyebabkan hewan-hewan tersebut mati sia-sia hanya demi kesenangan sesaat.

Mirisnya lagi, tradisi brutal tersebut justru dilegalkan oleh pemerintah dan diakui sebagai bagian dari kearifan lokal yang harus dilestarikan. Beberapa pihak menilai enam tradisi di bawah ini terlalu kejam dan tidak pantas dilakukan, bahkan untuk hewan sekalipun. Tanpa bermaksud membenarkan kesadisan yang terlanjur menjadi tradisi, berikut adalah 6 tradisi kejam pada hewan yang dilegalkan di berbagai negara.

1. Tradisi kejam membelah babi hidup-hidup di Vietnam

Ritual sadis ini sudah menjadi tradisi turun-temurun di desa Desa Nem Thuong di Provinsi Bac Ninh, Vietnam yang dilakukan setiap akhir tahun. Ritual ini dilakukan sebagai persembahan untuk Dewa Doan Thuong yang menjadi Dewa pelindung desa mereka. Walaupun sangat sadis, festival ini justru sangat dinantikan, tak hanya oleh warga lokal namun juga masyarakat luar daerah hingga mancanegara.

Adapun proses ritual ini sangat kejam dan brutal. Seekor babi gemuk akan diikat keempat kakinya dan dibaringkan di sebuah lapangan. Setelah dibacakan do'a oleh ketua adat, seorang algojo akan menebas perut babi tersebut hingga terbagi dua, tanpa menyembelihnya secara normal.

Setelah babi dibelah, warga akan bersorak sorai dan berebut mencelupkan uang mereka pada darah babi yang baru saja dibantai. mereka percaya, darah babi naas tersebut akan membawa berkah dan keberuntungan, serta membuat panen semakin melimpah. Sungguh ironis, tradisi kejam seperti ini dilegalkan dan menjadi ajang tontonan yang dianggap 'menarik'.

Selengkapnya

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini