Sukses

Anak Ini Jadi Pemulung untuk Pengobatan Ibunya yang Sakit Kanker

Demi ibunya yang sakit kanker, bocah berusia 12 tahun ini rela jadi pemulung di tengah cuaca yang panas

Liputan6.com, Jakarta - Dengan suhu di China yang mencapai 40 derajat selsius, banyak orang memilih untuk bersantai di dalam rumah dengan pendingin ruangan atau pergi ke kolam renang. Namun, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun justru keluar di tengah matahari terik, mengorek-ngorek tempat sampah, berharap dapat kumpulkan cukup uang untuk membantu ibu tirinya yang menderita leukimia.

Wang Zheng adalah seorang siswa kelas lima di provinsi Nanyang, Henan. Setelah ibunya menikah lagi, ia dibesarkan oleh ayahnya yang bekerja jauh dari rumah di kota. Keluarga ayahnya jatuh miskin saat nenek Wang sakit parah. Tagihan rumah sakit membuat keluarga ini mesti merelakan semua tabungan mereka.

Dengan ayahnya pergi bekerja mencari uang untuk melunasi hutang, Wang dirawat oleh kakeknya sampai sang ayah menikah dengan seorang wanita baik hati. Ibu tiri Wang merawatnya dengan baik, mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh ibu kandungnya. Namun, nasib baik tak berpihak lama. Ibu tiri Wang didiagnosis leukimia limfoblastik akut.

- 

Sebagai anak berusia 12 tahun, Wang tak tahu banyak tentang penyakit yang perlahan-lahan membunuh ibu tirinya atau bahkan tagihan rumah sakit yang membengkak. Yang ia tahu hanyalah sang ibu membutuhkan uang untuk dapat tetap hidup.

"Dia memperlakukan saya dan kakek begitu baik. Dokter mengatakan kalau ia tak mendapat pengobatan sesegera mungkin, dia akan mati. Saya tidak ingin dia mati dan tidak akan membiarkan itu terjadi," tutur Wang sambil terisak.

Panas terik tak menjadi halangan bagi Wang. Di musim panas, ia memulung benda-benda yang bisa ia jual, berharap mendapatkan sedikit uang untuk sang ibu. Sambil bekerja, Wang mengenakan kalung dari kardus dengan tulisan memiuh.

"Tolong bantu menyelamatkan ibu tiri saya dan keluarga saya. Ibu saya terkena kanker dan ia butuh uang untuk dirawat. Saya tidak ingin menjadi anak yatim kedua kalinya."

- 

Netizen yang mendengar kisah tersebut terharu sekaligus marah kepada pemerintah setempat. Netizen mempertanyakan kinerja pemerintah yang membiarkan anak seusia Wang mesti menanggung beban yang begitu berat.

"Mengapa biaya pengobatannya begitu banyak? Ini tidak adil! Pemerintah arus mengubah sistem untuk membantu mereka," tulis salah satu netizen.

"Di mana pemerintah dan Palang Merah? Seharusnya mereka mengulurkan tangan membantu keluarga miskin ini," tulis netizen yang lain.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.