Sukses

Livi Zheng, Sutradara Muda Indonesia yang Taklukkan Hollywood

Sutradara wanita, orang Asia, dan muda asal Indonesia bisa berhasil berkarya di belantara perfilman Hollywood.

Liputan6.com, Jakarta Livi Zheng, sutradara muda asal Indonesia ini, mulai dikenal dengan dengan karya-karyanya. Rilis film Brush With Danger (2015), mengantarkan nama Livi Zheng di belantara perfilman Hollywood. Ini adalah film Hollywood pertama yang disutradarai putri bangsa dari Jawa Timur, Livi Zheng. Perjalanan panjang harus dilalui Livi Zheng untuk mencapai prestasi ini.

Livi Zheng menyapa Sahabat Liputan6.com melalui acara Chit-Chat Streaming di SCTV Tower, Senayan, Jakarta Selatan, (24/8/2016). Livi hadir untuk berbagi cerita dan pengalamannya yang luar biasa saat menggarap film kepada Sahabat Liputan6.com.

Kepada Liputan6.com, Livi Zheng bercerita di Hollywood berlaku pameo "You're only as good as you're last film". Maksudnya, kru film di Hollywood dinilai dari film paling akhir yang mereka kerjakan. Jika film terakhir mereka kualitasnya buruk, sang pekerja film itu dapat direputasi buruk juga. Inilah hal yang pernah Livi Zheng rasakan.

Apa saja yang akan dibahas dalam perbincangan seru kali ini? Berikut ini beberapa pertanyaan yang dijawab sang sutradara dalam wawancara di Chit-Chat Streaming Liputan6.com kali ini.

Bagaimana awal mula Anda terjun di film?

Awal mulanya itu aku sebenarnya sarjana ekonomi, pas aku mau wisuda aku bingung karena aku itu suka film dan aku selama kuliah itu kan memang suka ikut job singkat ngerjain film. Dari sana portofolio film aku bertambah.

Sebenarnya dari dulu aku lebih tertarik di bela diri. Tapi keluarga lebih banyak insinyur dan bisnis, enggak ada senimannya. Jadi bingung aku mesti bagaimana. Tanya ke siapa aku juga tidak tahu. Waktu itu aku bantu-bantu di set film. Aku terlibat di beberapa proyek film. Dari situ aku mantap memutuskan ke film dan melanjutkan studi perfilman S2 di Universitas California Selatan

Kenapa memilih genre action di film Brush With Danger dan INSIGHT?

Aku sudah fashion banget di martial art dan sudah belajar juga waktu SMA di Beijing, Tiongkok. Waktu itu aku belajar bela diri. Tetapi aku pernah buat proyek film bergenre mistery fantasy dan itu tidak ada aliran action-nya sama sekali.

Alasan memilih aktor Indonesia Yayan Ruhian di film INSIGHT?

Awalnya aku kenal Mas Yayan di salah satu acara talkshow di Indonesia. Pas kita ngobrol, kebetulan obrolan kita nyambung dan cocok. Dari situ kita jadi sering nonton bareng, ngopi bareng, dan kita sama-sama suka bela diri.

Kemarin kebetulan aku pengin banget buat film dan berkolaborasi dengan aktor Indonesia lalu dibuatnya di Indonesia. Akhirnya ada kesempatan, dan kayaknya bagus juga. Jadi aku langsung kontak Mas Yayan untuk bekerja sama di film INSIGHT.

Tantangan membuat film di Indonesia dan di Hollywood?

Untuk perbedaan tantangan karena memang awalnya aku sudah lama dan mulai berkarya di Amerika, jadi saat kembali ke Indonesia dan mulai masuk ke industri film di sini, aku merasa seperti memulai lagi dari nol. 

Berbeda kalau di Hollywood itu banyak persaingannya, karena setiap tahun itu ada puluhan ribu film yang masuk ke daftar film Hollywood. Jadi, jika ingin berkarya di Hollywood harus punya banyak pengalaman dan portofolio dan harus siap ditolak berkali-kali karena hal itu wajar. Contohnya saya sendiri pernah ditolak sampai 32 kali, tetapi saya terus semangat. Kuncinya jangan putus asa dan akhirnya salah satu perusahaan menerima skenario saya.

Livi Zheng mengakhiri perbincangan dengan bercerita rencananya di masa mendatang. Ia ingin bisa membuat film juga di negeri sendiri, dengan mengambil tema karapan sapi di Pulau Madura, Jawa Timur. Proyek film tersebut akan diproduksi pada akhir tahun 2017, setelah tayang film INSIGHT.

Bincang seru dengan Livi Zheng dapat diikuti selengkapnya dibawah ini :

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Penulis : Estrin Vanadianti Lestari (Universitas Pancasila), Siti Nuraini Safitri (Universitas Pancasila).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.