Sukses

Pengalaman Pongki Barata Bermusik Di Era Digital

Era digital saat ini dapat memenuhi seseorang untuk bisa berkarya lebih mudah, contohnya musisi Pongki Barata.

Liputan6.com, Jakarta Salah satu musisi Indonesia, Pongki Barata, kini telah mengambil langkah mudah dengan mencoba memulai bermusik di era digital. Maksudnya, di era digital seperti sekarang ini memang lebih praktis untuk melakukan sesuatu, seperti berkarya, jualan atau sekedar promosi dengan hanya menggunakan sosial media.

Jika pada jaman dulu, ketika ingin mempromosikan lagu cara satu-satunya adalah dengan datang ke media satu per satu. Berbeda jika dilihat di zaman sekarang, bangun tidur pun langsung bisa melakukan promosi sambil berjualan album dari jarak jauh. Tidak hanya itu media sosial juga bisa mempromosikan dengan waktu yang cepat dan tepat sasaran.

Pongki Barata berkunjung ke Studio Liputan6.com, untuk berbagi pengalaman baru bermusiknya di era digital dalam acara Friday Talk. Berikut petikan wawancara dengan Pongki Barata:

Bagaimana mengatasi adanya perang digital bajakan?

Bajakan itu masalah mental, yang hilang itu respectnya, dimana orang tidak bisa menghargai apa yang telah dibuat seseorang, dimana karya itu harus mendapatkan keuntungan. Masalah ini perlu waktu untuk memperbaikinya.

Analoginya seperti jika kita ingin pulang setelah jalan ke luar, namun di jalan tersebut banyak gangguan seperti jalanan rusak, macet, dan lain-lain. Usahakan fokus saja pada tujuan yaitu rumah, jadi perhatikan yang paling mendasar saja, intinya kita fokus.

Ketika kita manggung dan yang datang ada 1000 orang, tetapi yang benar-benar fans hanya 100 orang, lebih baik fokus ke 100 orang tersebut. Jual merchandise, kaset, baju dan lain-lain kepada mereka, mereka yang akan benar-benar mempromosikan bahwa band ini bagus. Bandingkan dengan yang hanya ikut-ikutan, itu ibaratkan gangguan karena dia bukan fans berat dan berpeluang bisa membajak.

Bagaimana pendapat Anda dengan adanya evolusi era digital dalam dunia musik Indonesia? Adakah kendala dan ketakutan yang Anda rasakan?

Era digital ini evolusinya masih sangat panjang, yang saya pakai saat ini mungkin hanya 10 persennya saja yang digunakan. Mungkin ada orang diluar sana yang bisa memakai dengan totalitas dan sangat maksimal dalam menggunakan digitalisasi ini.

Untuk ketakutan, saya pribadi takut jika tidak bisa main musik lagi, bukan karena saya takut akan album saya tidak laku, namun lebih ke keinginan pribadi jika saya tidak bisa berkarya lagi. Apa jadinya jika saya tidak bisa bermusik? Dan bagaimana jika pemerintah saat ini juga melarang orang-orang untuk bermusik? Adanya ketakutan tersebut bukan karena adanya era digital, karena saya berkarya untuk pembeli album saya atau penggemar saya.

Bagaimana pandangan Pongki untuk musisi Indonesia yang kalah tenar daripada musisi luar dengan hadirnya era digital?

Musisi menurut saya tidak dilihat dari tenar atau tidaknya. Jika ada seorang musisi yang menurut Anda ada impact nya untuk kita. Artinya bukan karena dia tenar, tapi dia memang merupakan seorang musisi yang dewa sekali menurut saya dan saya akan cari tahu tentang dia.

Tidak hanya menyukai namun jika memang mempunyai pengaruh untuk kita, tak memungkinkan kita akan cari youtubenya, cari albumnya dan lain-lain. Jadi tidak bisa jika hanya dilihat dari ketenaran, tapi balik lagi adakah impactnya untuk kita sebagai pendengar dan penggemar.

Bagaimana jika teman-teman yang ingin membeli album Pongki? Apakah akan mengajak musisi lain untuk bisa mengambil langkah yang sama dengan bermusik di era digital ini?

Kalau mau beli bisa menghubungi Twitter saya, di Instragram juga ada dan tidak harus follow, hanya bertanya dan lihat-lihat saja juga tidak apa-apa. Untuk ketersediaan barang, masih tersedia, masih stok terus.

Untuk mengajak musisi lain, kalau di sudut pandang bekerja sama membuat lagu atau karyanya saya akan bantu. Tetapi jika untuk ke sistem manajemen marketing nya itu urusan mereka, saya tidak akan mencampuri urusan untuk menjualnya di media sosial seperti saya.

Simak wawancara lengkap dengan Pongki Barata melalui video dibawah ini:

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Memprotes Jalanan Rusak, Model Cantik Mandi di Kubangan Air. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.

Penulis : Estrin Vanadianti Lestari (Universitas Pancasila)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.