Sukses

Pengalaman Menyenangkan Berobat di Negeri Orang

Pelayanan kesehatan di Qatar bisa dibilang sangat memperhatikan warganya.

Liputan6.com, Doha Pelayanan kesehatan di Qatar bisa dibilang sangat memperhatikan warganya. Meski lebih banyak warga asing yang berdomisili di negara ini dibandingkan warga aslinya, namun bagi mereka yang memiliki kartu Residence Permit ( izin tinggal ) otomatis berhak mendapat pelayanan kesehatan yang dijamin pemerintah.

Bayangkan saja, konsultasi dokter dan cek darah gratis, obat terkadang bayar hanya 8 - 15 ribu rupiah. Obatnya juga impor, bukan sekedar obat generik. Kebanyakan produksi obat dari Amerika, Eropa atau Timur Tengah. Untuk pemeriksaan lebih lanjut, misalnya MRI atau USG, dikenakan biaya tapi sangat rendah. Intinya warga terjamin. Atas alasan tersebut pemerintahnya tidak sembarangan memberikan Residence Permit, karena privilegenya luar biasa.

Namun dibalik keleluasaan dalam pelayanan kesehatan, tentu ada konsekuensinya. Pelayanan kesehatan yang dijamin pemerintah ini, diburu masyarakat walau harus antre lama. Saat Anak Saya sakit dan kami bawa ke Hamad Children Hospital, misalnya. Kami harus sabar menunggu antrean 63 orang, untuk bisa bertemu dokter.

Namun reputasi dokter dan RS pemerintah di sini salah satu yang terbaik di Timur Tengah. Tak salah, bila kita harus tabah mengantre. Namun menunggu sekian banyak orang, hanya butuh waktu 1 jam. Dokter dan fasilitas yang tersedia memang sangat mumpuni, hingga para pasien dapat terlayani dengan baik.

Bagaimana dengan klinik swasta?

Banyak klinik swasta bertebaran disini. Tapi ya, tidak sedikit memanfaatkan kondisi pasien untuk meraih untung maksimal. Saat baru datang dan belum paham betul tentang pelayanan kesehatan di sini, saya melakukan pembersihan rutin ke dokter gigi. Pembersihan rutin gigi saja habis 500 QR atau hampir 2 juta rupiah. Lalu kata dokternya, 10 gigi saya mengalami caries. Diperkirakan biaya yang harus dikeluarkan sebesar dengan 20 juta rupiah. Itupun belum termasuk biaya dokter dan rontgen. 

Setelah ngobrol sana sini dengan teman, saya periksakan gigi saya ke klinik gigi pemerintah, untuk second opinion. Saya cukup bayar 150 ribu rupiah untuk rontgen, gratis biaya dokter gigi dan katanya gigi saya baik-baik aja. 

Tak salah, bila banyak orang mengantre ke rumah sakit pemerintah. Sudah bagus, banyak gratisan pula.

Bagaimana dengan di negara kita tercinta?

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini