Sukses

Sejak 25 Tahun, Potong Rambut di Sini Tarifnya Tetap Rp 2 Ribu

Wang bahkan menolak jika orang-orang yang menggunakan jasa cukurnya, memberinya lebih karena terlalu murah.

Liputan6.com, Jakarta Jika Rp 2 ribu menjadi tarif cukur rambut sekitar 25 tahun lalu, barangkali masih terbilang wajar. Tapi jika tarif segitu masih berlaku hingga saat ini, tidak ada kata lain selain murah meriah. Harga segitu bahkan lebih mahal dari sepotong roti.

Dilansir Shanghaiist, seorang kakek berusia 67 tahun bernama Wang Chengjian telah menjalani profesinya sebagai tukang cukur selama 25 tahun. Selama itu pula Chang tidak pernah menaikkan tarif harga jasa cukurnya.

Wang bahkan menolak jika orang-orang yang menggunakan jasa cukurnya, memberinya lebih karena terlalu murah. Wang bukan orang kaya, alasan untuk tidak menaikkan tarif cukurnya di segala usia, karena wejangan dari gurunya.

Kepada media, Wang menceritakan asal mula ia dan gurunya menawarkan jasa cukur rambut. Mereka datang dari rumah ke rumah untuk menawarkan jasa cukur. Namun usaha mereka tak berhasil hingga Wang memutuskan untuk mendirikan tempat cukur di Desa Jiaozuo, Henan, China.

“25 tahun yang lalu, kami datang dari pintu ke pintu untuk menawarkan jasa cukur,” ujarnya.

Pada hari biasa, Wang mebuka tempat cukurnya yang berukuran 10 meter itu pada pukul 6 pagi hingga 11 malam.  Sealain itu, pada hari libur Wang sengaja mengunjungi kaum papa untuk memberikan jasa cukur gratis.

Pelanggan setia, Zhang Shiyi (80) tak pernah berhenti memuji kebaikan Wang. Ia yang sekarang ini mengalami kelumpuhan mengaku selalu dikunjungi Wang jika hendak cukur.

"Saya sudah terbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun, jadi saya tidak bisa lagi pergi ke tempat cukur rambut Wang sendiri. Namun, ia mengunjungi saya dan memberikan saya cukur rambut gratis,” ujar Zhang.

Tak hanya itu, dalam rangka untuk membantu lebih banyak orang, Wang menurunkan keterampilan mencukurnya kepada muridnya. Selain mengajarkan mereka bagaimana cara menggunting dengan benar, ia juga mengingatkan muridnya untuk melakukan perbuatan baik.

“Saya sudah melakukan ini lebih dari 50 tahun. Saya berharap ada orang lain untuk melanjutkan apa yang saya lakukan,” tutur Wang.


Penulis:

Toni Wijaya

Universitas Bung Karno

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

 

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini