Sukses

Pemilu 2019: Waspadai Anti Klimaks NKRI

Pesta demokrasi Pemilu 2019 perlu diwaspadai karena dikhawatirkan dapat menimbulkan friksi yang dapat mengganggu keutuhan NKRI.

Liputan6.com, Jakarta Pesta demokrasi Pemilu 2019 perlu diwaspadai karena dikhawatirkan dapat menimbulkan friksi yang dapat mengganggu keutuhan NKRI. Gejala semakin rapuhnya kebhinekaan Indonesia sudah mulai terlihat dalam beberapa bulan terakhir. Karena itu upaya peningkatan wawasan Nusantara untuk membangun kesadaran terhadap keberagaman harus makin digiatkan.

“Pada Pemilukada 2017 ini saja sudah makin terlihat gejala gesekan dalam masyarakat. Saya khawatir Pemilu 2019 malah menjadi antiklimaks keutuhan NKRI.

Ini yang harus diwaspadai,” kata pengamat hukum Mirwan Syamsudin Syukur, SH saat berbicara dalam Rapat Dengar Pendapat yang diselenggarakan anggota MPR RI H. Ambar Tjahyono, SE MM di Hotel Bifa Yogyakarta, Selasa (21/2/2017).

Sementara itu Ambar Tjahyono menegaskan pentingnya untuk selalu meningkatkan wawasan Nusantara dan menumbuhkan kesadaran terhadap kebhinekaan Indonesia. “Sejak kelahirannya, bangsa ini dibangun atas kesadaran kolektif dari berbagai suku, ras dan agama. Karena itu kesadaran ini harus mendarahdaging dalam diri kita agar tidak menimbulkan perpecahan,” tandasnya.

Dikatakan, berdirinya NKRI bukanlah hadiah atau pemberian cuma-cuma dari negara manapun. Indonesia lahir dari hasil perjuangan panjang segenap komponen bangsa. Perjuangan inilah yang kemudian membentuk kesadaran kolektif dan akhirnya melahirkan NKRI. “Hanya dengan kesadaran terhadap keberagaman inilah NKRI dapat dipertahankan,” tambah politisi dari Partai Demokrat ini.

Lebih lanjut Mirwan Syamsudin Syukur mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir keberpihakan hukum terhadap keadilan juga dipertaruhkan dengan makin mudahnya antarkelompok masyarakat saling melaporkan. Fenomena ini seharusnya tidak terjadi jika masing-masing kelompok masyarakat menyadari posisinya dan menghormati kelompok lain.

Tentang Ramalan 7-an

Dalam kegiatan yang diikuti sekitar 100 orang yang berasal dari berbagai wilayah di DIY itu, Mirwan mengingatkan kembali tentang ramalan 7 abad proses kebangkitan sebuah peradaban beserta proses kehancurannya. Kebangkitan peradaban ini ditandai dengan terbentuknya 3 negara atau kerajaan besar di tanah air, yaitu Sriwijaya pada 7 Masehi, Majapahit pada abad 14, dan Indonesia pada abad 21.

Uniknya, menurut Mirwan, masa keemasan atau kejayaan Sriwijaya maupun Majapahit hanya mampu bertahan dalam waktu sekitar 70 tahunan. “Nah, Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 saat ini telah berumur lebih dari 70 tahun. Ini harus diwaspadai,” ujar ahli hukum yang juga pengurus Kadin DIY ini.

Pada kesempatan itu Mirwan mengajak para pemimpin bangsa untuk lebih introspeksi diri dan menengok sejarah proses kehancuran berbagai bangsa lain. Begitu juga dengan berbagai kelompok masyarakat diharapkan untuk selalu meningkatkan wawasan Nusantara guna lebih meningkatkan kesadaran terhadap kebhinekaan. “Hanya dengan kesadaran kolektif terhadap kebhinekaan NKRI akan dapat dipertahankan,” tandas Mirwan.

Penulis:

Y. K. Arianto

Yusuf75ck@yahoo.com

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini