Sukses

Beverly Gunawan: Jadi Saksi Peristiwa Itu Tak Ternilai Harganya

Menjadi seorang wartawan bagi seorang perempuan kini sudah bukan hal yang tabu lagi

Liputan6.com, Jakarta Menjadi seorang wartawan bagi seorang perempuan kini sudah bukan hal yang tabu lagi, tapi cerita di balik layarnya tetap saja menarik untuk disimak. Inilah cerita Jurnalis Liputan 6 SCTV Beverly Gunawan, yang ia tuturkan di ruang Pers Istana Negara, Jakarta.

Keliling Dunia Bersama Presiden

Bisa keluar negeri gratis apalagi bareng Presiden, wah pastinya adalah hal yang menyenangkan. Hal semacam ini sudah jadi kegiatan Bevy, sapaanya selama 4 tahun terakhir.

Menjadi Wartawan Kepresidenan membawanya keliling dunia bareng orang nomor 1 di Indonesia. Misalnya saja saat meliput pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Barrack Obama, di Gedung Putih Amerika Serikat 2015 lalu.

Foto: Berverly Gunawan berpose di mimbar Presiden Amerika Serikat

Meski harus “double job” menjadi Reporter dan Kameramen sekaligus, wanita kelahiran Jakarta 20 Desember 1988 ini sangat menikmati pekerjaannya. Selain bisa melihat dari dekat berbagai peristiwa penting, Bevy juga berkesempatan memasuki ruangan kerja Presiden Amerika dan berfoto di mimbar yang biasa digunakan Presiden Negara Adidaya tersebut untuk melakukan konferensi Pers. Foto yang pastinya tidak semua orang bisa melakukannya.

Pengalaman seru lainnya adalah saat meliput Presiden RI di KTT G20 Hangzhou, Zhejiang China 2016 lalu. Perempuan yang mempunyai akun Instagram @bevgunawan ini  harus bersaing dengan wartawan asing lainnya yang kebanyakan laki-laki, untuk mendapatkan gambar dan berita yang bagus.

Strategi peliputan untuk mendapatkan informasi teraktual juga dilakukannya meski harus mencuri waktu disela-sela perjalanan Presiden Jokowi ke lokasi KTT dalam kereta cepat Shanghai – Hangzou.

Foto: Mewawancarai Presiden Jokowi di kereta cepat di Tiongkok

Tak selamanya menjadi Wartawan Istana itu menyenangkan, saat aksi massa 212 lalu Bevy harus ikut hujan-hujanan mengikuti Jokowi yang berjalan kaki dari Istana menuju Lapangan Monas.

Jika Presiden menggunakan payung, sarjana lulusan Loyola Marymount University, Amerika Serikat ini harus rela berbasah-basahan demi tak ketinggalan momen penting. Live Report pun harus ia lakukan meski dalam kondisi basah kuyup, asalkan pemirsa Liputan 6 bisa mendapatkan berita yang aktual, tajam dan terpercaya.

Foto: Basah kuyup saat melaporkan Aksi 212 di Monas

Meski mengaku iseng saat mendaftar menjadi Repoter, anak ke-2 dari 4 bersaudara yang juga Presenter Program Liputan 6 Malam SCTV ini mengaku kini menikmati dan tidak terpikir untuk pindah lahan pekerjaan.

Jika traveling ke berbagai negara semua orang bisa menabung untuk melakukannya, tapi keliling dunia dan menjadi saksi mata sebuah peristiwa, tak ternilai harganya. Bagaimana, tertarik menjadi jurnalis?

Penulis:

Ryan W

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini