Sukses

Unibraw Ciptakan Alat Cerdas untuk Naikkan Produktivitas Minuman

Mahasiswa Universitas Brawijaya kembali berjaya di dunia sains.

Liputan6.com, Jakarta Lima Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw), Widya Nur Habibah (THP 2015), Hairil Fiqri (THP 2015), Venisa Yosephi (THP 2015), Murtadha Ali (TEP 2015), dan Joko Tri Rubiyanto (TIP 2014), menciptakan alat praktis untuk memproduksi olahan produk kefir.

Alat tersebut diberi nama INUVINE, yaitu Integrated Uv Pasteurisation And Chemostat Fermentation Lowgrade-Carrot Kefir Machine atau suatu alat integrasi Pasteurisasi UV-C dan FermentasiLight Heating.

Widya, selaku ketua tim, menyatakan bahwa pembuatan alat didasari pada rendahnya nilai ekonomi dari wortel dengan kualitas rendah (low grade). Menurutnya, dalam sekali produksi wortel dapat menghasilkan wortel low grade dari 8-10 persen.

Wortel dengan kualitas rendah umumnya dijual di pasaran dengan harga Rp 500 per kg. Bahkan beberapa petani memilih untuk membuang atau meninggalkannya tidak dipanen. Oleh karena itu, tim INUVINE ingin membantu petani dalam meningkatkan nilai ekonomi produk dengan pengolahan pangan, yaitu kefir.

Kefir wortel merupakan hasil olahan wortel yang difermentasi dengan memanfaatkan bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophiles). Kefir merupakan minuman kesehatan yang sangat bermanfaat bagi tubuh seperti memperlancar pencernaan, memelihara kesehatan usus, dan meningkatkan sifat anti-mikrobial.

Tim INUVINE merupakan tim yang telah terseleksi dari ratusan ribu tim diseluruh Indonesia untuk mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi 2017. Hal tersebut sangat membantu tim INUVINE dalam mewujudkan inovasi mereka.

Selama kurang lebih dua bulan, tim INUVINE di bawah bimbingan Dr Ir Elok Zubaidah, mereka melakukan proses perakitan alat. Dalam proses perakitan alat terdapat beberapa permasalahan yang mereka hadapi, seperti tidak menyalanya sinar ultraviolet dan tidak bekerjanya sistem kontrol. Hal tersebut mengakibatkan tim INUVINE mendesain ulang alat untuk memperbaiki sistem yang rusak.

"Selain itu, setelah didesain ulang, ternyata pemakaian sinar UV-C dapat mempengaruhi organoleptik dari kefir sari wortel yang dihasilkan yaitu berbau gosong," ujar Ali, selaku koordinator perakitan alat.

Karena itu, tim INUVINE melakukan beberapa kali percobaan untuk menentukan lama waktu penyinaran ultraviolet terhadap sari wortel guna mencegah perubahan bau bahan dan dilakukan finalisasi alat agar alat INUVINE dapat segera diterapkan.

Dalam penerapannya, tim INUVINE berkerja sama dengan salah satu UKM yang ada di kota Batu, yaitu UKM Istiqomah. Kota Batu menjadi objek karena kota Batu merupakan salah satu produsen wortel terbesar di Jawa Timur.

Produksi kefir wortel yang dilakukan UKM Istiqomah merupakan produksi kefir dengan metode konvensional di mana pasteurisasi dilakukan menggunakan kompor dan fermentasi tanpa menggunakan alat tertentu.

Berdasarkan keterangan dari ketua UKM Istiqomah, Abd. Manan, pembuatan produk kefir yang dilakukan sangat membutuhkan waktu yang lama, yaitu selama lebih dari 48 jam atau dua hari. Selain itu, produk kefir yang dihasilkan memiliki rasa yang terlalu masam, sehingga tidak terlalu diminati konsumen.

Penerapan INUVINE di UKM Istiqomah memberikan hasil positif kepada UKM. Menurut keterangan Widya, dengan menggunakan INUVINE proses produksi kefir akan hanya membutuhkan 4-5 jam produksi. Hal tersebut akan menghemat lama proses produksi kefir yang membutuhkan waktu 48 jam atau dua hari, sehingga alat INUVINE akan dapat meningkatkan produktivitas UKM hingga 300 persen.

Selain itu, produk hasil kefir juga memiliki nilai pH atau keasaman yang lebih tinggi, sehingga produk kefir wortel yang dihasilkan tidak terlalu asam, yaitu pada range pH 3-4. Widya dan tim juga berharap bahwa inovasinya dapat diaplikasikan secara luas kepada pelaku industri kecil dan menengah yang mengolah produk minuman fermentasi

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.