Sukses

Lumut Hati Berpotensi sebagai Alternatif Pengobatan Diabetes

Liputan6.com, Jakarta Diabetes atau yang lebih dikenal dengan penyakit gula merupakan salah satu ancaman kesehatan utama. Sekitar 3,2 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun juga berhubungan dengan diabetes.

Indonesia menempati urutan keempat setelah India, Tiongkok, dan Amerika Serikat dengan jumlah pengidap diabetes terbanyak, yakni hampir 8,5 juta orang. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (hiperglikemik).

Kondisi hiperglikemik dapat memicu terjadinya peningkatan produksi radikal bebas. Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh, terutama syaraf dan pembuluh darah. Selain itu beberapa konsekuensi dari diabetes yaitu meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke, neuropati (kerusakan syaraf), gagal ginjal, dan dapat berujung pada kematian (Kemenkes RI, 2014).

Mengingat bahayanya penyakit ini, dunia kesehatan telah banyak melakukan penelitian untuk mengobati penyakit diabetes. Berbagai macam merek obat sintesis telah banyak beredar di pasaran. Namun terkadang biaya menjadi kendala dalam penanganan kasus ini, biaya pengobatan yang mahal tidak bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.

Komisi diabetes mellitus pada WHO merekomendasikan metode tradisional untuk pengobatan diabetes agar diteliti lebih lanjut. Berbagai penelitian sebelumnya juga telah menyebutkan bahwa tumbuhan yang mengandung antioksidan mampu menekan terjadinya stres oksidatif dan dapat menurunkan kadar gula darah (Miyake et al., 1998).

Lumut hati (Marchantia polymorpha) berpotensi sebagai antihiperglikemik. Lumut ini juga mengandung senyawa antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas. Selain berpotensi sebagai antihiperglikemik lumut hati (M. polymorpha) juga mudah ditemukan di berbagai tempat yang memiliki tingkat kelembaban tinggi dan siklus hidupnya cepat.

Melihat dari latar belakang tersebut, tim peneliti dari kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman beranggotakan Indah Susilowati, Ani Septiani, Iis Islamiyah, Dini Rizki Pertiwi, dan Firdaus Maulana melakukan penelitian ekstrak lumut hati (M. polymorpha) sebagai obat antihiperglikemik dengan tikus putih (Rattus norvegicus) sebagai hewan ujinya. Penelitian ini dilakukan dengan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi melalui Program Kreativitas Mahasiswa dengan bimbingan Dra. Hernayanti, MSi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak lumut hati terbukti efektif mampu menurunkan kadar gula darah tikus yang sebelumnya telah dalam kondisi diabetes. Menengok dari hal tersebut, tim yang diketuai oleh Indah Susilowati yakin bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan jembatan untuk penelitian-penelitian lanjutan guna memanfaatkan lumut hati sebagai obat diabetes (antidiabetes).

Penulis : Ani Septiani

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini