Sukses

Pelestarian Tuntong Laut, Bentuk Kepedulian Pertamina pada Alam

Upaya pelestarian tutong laut penting dilakukan agar keseimbangan ekosistem perairan hutan bakau di kawasan Aceh Tamiang tetap terjaga.

Liputan6.com, Aceh - Tuntong Laut (Batagur borneoensis) merupakan satu dari 32 spesies kura-kura air tawar yang hidup di Indonesia. Spesies ini tersebar Pulau Kalimantan bagian barat dan pantai timur Sumatera, meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Jambi.

Saat ini, tuntong laut masuk dalam daftar status critically endangered menurut IUCN serta terdaftar di Appendiks II plus zero quota for wild specimen to trade dalam konvensi CITES. Oleh karena itu, upaya pelestarian spesies ini penting dilakukan agar keseimbangan ekosistem perairan hutan bakau di kawasan Aceh Tamiang tetap terjaga.

Didorong oleh hal tersebut, sejak tahun 2013, PT Pertamina EP Rantau Field lewat kesepakatan kerja sama/memorandum of understanding, bekerja sama dengan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia untuk melaksanakan program pelestarian tuntung laut di pesisir pantai Kabupaten Aceh Tamiang.

Menurut Field Manager PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, Richard Muthalib, ada beberapa alasan pemilihan Aceh Tamiang sebagai program csr mereka.

"Alasannya karena di sini memang lokasi operasi Pertamina EP. Selain itu juga karena tuntong ini terancam punah. Padahal, tuntong hewan khas Aceh Tamiang," kata dia saat ditemui di lokasi penangkaran tuntong laut, Rantau, Aceh Tamiang pada Rabu (02/08/2017).

Field Manager PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, Richard Muthalib

Meski daerah sebaran tuntong laut mencapai Sumatera Utara, Riau, Jambi, Aceh, dan Kalimantan, berdasarkan jumlah sarang telur dan individu yang ditemukan dinyatakan bahwa perairan hutan bakau Aceh Tamiang memiliki lebih banyak populasi dibanding di daerah lainnya. Kegiatan yang dilakukan konversi Kehati Pertamina meliputi pelestarian pengamanan dan penetasan telur, pembesaran dan pelepasan tukik, sosialisasi pelestarian satwa liar, pemantauan populasi, serta penelitian genetika.

"Dalam waktu dekat juga akan dibangun pusat informasi tuntong di sini. Nantinya ini jadi cikal-bakal pusat konservasi tuntong dan ekowisata di muara Sungai Tamiang," tambahnya.

Lahan seluas 20 hektare telah dipersiapkan untuk rencana pembangunan ekowisata tersebut. Setelah pusat informasi tuntong berdiri, nantinya akan didirikan tempat penjualan suvenir, pusat edukasi masyarakat, dan lain-lain.

"Harapannya kita bisa melestarikan satwa langka dan memberikan nilai tambah pada masyarakat di Aceh," tutupnya.

(sul/ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.