Sukses

Perangkap Kemiskinan di Balik Gemerlap Jakarta

Biaya hidup di Jakarta sering melejit lebih cepat ketimbang daya beli warganya.

Liputan6.com, Jakarta - Survei yang dilakukan Economist Intelligence Unit (EIU) pada 2016 menempatkan Jakarta sebagai kota paling berbahaya di Asia. Fakta ini seiring dengan kenyataan hidup yang makin pahit di ibu kota Indonesia tersebut.

Biaya hidup di Jakarta sering melejit lebih cepat ketimbang daya beli warganya. Jadi jangan heran bila kaum susah hidup dalam lingkaran penderitaan yang tak berujung.

Tahun ini tampaknya mereka lebih menderita meski upah minimum provinsi (UMP) dipatok Rp 3.350.000 per bulan, naik dari Rp 3.100.000 dari tahun lalu. Lebih memprihatinkan adalah kenyataan bahwa banyak pekerja di sektor formal juga dibayar di bawah UMP.

Survei oleh Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPSI) dan Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik, dan Mesin (FSP LEM) menemukan bahwa kebutuhan hidup layak (KHL) di Jakarta adalah Rp 3.831.690.

Masalah ketenagakerjaan di Jakarta pada dasarnya sama dengan yang terjadi di tingkat nasional. Sebagian besar pekerja terperangkap dalam kemiskinan. Menurut Badan Pusat statistik, sampai Februari 2017 sekitar 58,35 persen tenaga kerja bekerja di sektor informal.

Jumlah penduduk di bawah di garis kemiskinan, menurut BPS sampai Maret 2017, berjumlah 27,77 juta jiwa dari total jumlah 261 juta penduduk Indonesia. Di Jakarta saja, jumlah mereka tercatat 380 ribu jiwa dari 10,1 juta penduduk.

Hanya saja kalau dikaitkan KHL, jumlah kaum miskin di Jakarta seperti puncak gunung es. Garis kemiskinan yang dipakai oleh BPS adalah penghasilan kurang dari Rp 11 ribu per hari, sementara KHL adalah Rp 126 ribu. Maka, jumlah sesungguhnya kaum miskin di Jakarta adalah sekitar 4 juta orang.

Fakta di atas menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan masalah sangat serius di Jakarta karena hampir separuh penduduknya bepenghasilan di bawah standar hidup layak. Bila tak cepat teratasi, seluruh penduduk Jakarta bakal makin menderita karena kualitas hidup memburuk dan kriminalitas makin mengerikan.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini