Sukses

5 Teror Buaya Ganas di Indonesia, Nomor 3 Paling Ngeri

Liputan6.com, Jakarta - Buaya sejatinya adalah hewan pemangsa dan pemakan daging yang bisa sangat berbahaya. Jika tidak berhati-hati, manusia pun bisa terancam nyawanya oleh keberadaan buaya ganas.

Apalagi, persinggungan manusia dengan buaya sudah semakin sering terjadi. Itu karena, habitat hewan melata ini sudah semakin sempit akibat bertambahnya populasi manusia. Sungai-sungai tempat buaya tinggal dan mencari makan juga sudah banyak yang dijamah manusia.

Tak jarang, buaya ganas yang lapar memangsa manusia yang ditemuinya di sungai atau rawa-rawa. Berikut lima kisah buaya ganas yang memangsa manusia di beberapa daerah di Indonesia. Ada korban yang luka-luka dan ada pula yang sampai meninggal dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Buaya Ganas Mangsa Pawang

Pawang adalah orang dengan keahlian istimewa. Pekerjaan itu juga identik dengan ilmu gaib, seperti dukun, pemburu atau pawang buaya, dan penjinak ular.

Namun, tidak ada jaminan bahwa ilmu dan keahlian seorang pawang selalu berhasil diterapkan. Terkadang, ilmu itu bisa gagal sehingga berakibat buruk bagi sang pawang.

Seperti yang terjadi di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Sabtu, 16 September 2017 lalu. Berniat mencari korban penyerangan buaya, pawang bernama Supriyanto malah turut diterkam hingga tewas.

Dalam video yang beredar, tampak Supriyanto berada di dalam Sungai Muara Jawa seperti tengah menjalankan ritual. Tangannya menepuk-nepuk permukaan sungai beberapa kali.

Tak lama, Supriyanto berenang ke tepi sungai sebelum sebuah wujud yang tidak terlalu jelas menyeretnya ke dasar sungai. Sempat terjadi pergumulan antara Supriyanto dan wujud tak jelas itu.

Sayang, sang pawang tak bertahan lama dan tubuhnya pun lenyap entah ke mana. Beberapa menit kemudian, di tengah sungai tampak seekor buaya tengah menggigit sesuatu.

2. Buaya Seret Warga Kampung

Heboh warga diserang buaya ganas kembali terjadi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) yang juga kampung halaman keluarga besar Gubernur Jambi, Zumi Zola.

Akibat terkaman buaya, seorang warga Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjabtim bernama Majid (55) harus mendapat 17 jahitan di bagian kaki kanannya. Kabupaten Tanjabtim yang banyak terdapat rawa adalah salah satu habitat buaya di Provinsi Jambi. Kasus buaya menerkam warga beberapa kali terjadi di daerah ini.

Firasti (53), salah seorang guru SD sekaligus warga Nipah Panjang mengatakan, dari keterangan sejumlah warga, kejadian buaya menerkam warga itu terjadi pada Sabtu petang, 29 Juli 2017, sekitar pukul 18.00 WIB.

3 dari 4 halaman

3. Jasad Mangsa Buaya Ditemukan Tak Utuh

Jasad Suprianto, korban serangan buaya di Dusun I Kampung Baru, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, ditemukan sudah tidak utuh lagi. Petugas hanya menemukan beberapa bagian tubuhnya, sementara sisanya diduga sudah dimangsa buaya.

Lokasi ditemukannya korban berusia 46 tahun itu tergolong sulit dicapai. Pencarian hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki untuk menyusuri kanal-kanal yang ada di lokasi.

Saat ditemukan, satu bagian tubuh korban tengah dimangsa buaya. Di sekitarnya juga terdapat beberapa ekor buaya yang menunggu jasad korban di rawa bersemak. Salah seorang warga, Tuslam, berhasil mengusir buaya ini untuk meninggalkan jasad korban yang tak utuh lagi.

Setelah ditemukan, jasad korban hanya bisa dibawa berjalan kaki.‎ Mobil petugas hanya bisa menunggu di jalan untuk kemudian membawa potongan tubuh korban ke puskesmas terdekat.

4. Buaya Seret Warga ke Laut

Seorang warga Siak bernama Norisam diterkam seekor buaya di Sungai Belat, Riau, Juli 2017 lalu. Tubuhnya pun diseret hingga ke laut di perbatasan Kabupaten Siak dengan Kabupaten Meranti. Sampai sekarang, jasad Norisam pun belum ditemukan.

Padahal, puluhan petugas kepolisian yang dibantu warga sudah diterjunkan menelusuri sungai hingga ke laut. Tak cuma itu, seorang pawang buaya juga dilibatkan dalam pencarian.

Sebelumnya, korban diterkam buaya di Sungai Belat, ketika merakit tual sagu yang baru saja ditebang ‎pada Selasa petang, 18 Juli 2017. Saat itu, korban terpisah dari lima rekannya hingga terdengar teriakan minta tolong.

4 dari 4 halaman

5. Duel 2 Petani Lawan Buaya

Dua petani di Desa Persiapan Mahato Hulu, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, diserang buaya ketika mengayuh rakit di Sungai Puntung. Salah satu korban, Susanto, akhirnya terseret buaya. Delapan jam kemudian, Susanto ditemukan tak bernyawa lagi.

"Diserang sekitar pukul 09.00 WIB, korban baru ditemukan delapan jam kemudian atau sekitar pukul 17.30 WIB," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau, Komisaris Besar Polisi Guntur Aryo Tejo SIK, Senin (7/8/2017) petang.

Guntur menerangkan, kejadian bermula ketika korban bersama temannya, Eka Sudarman‎, ingin pergi ke kebun di desa sebelah, Rawa Seribu. Keduanya menaiki rakit dan melintasi Sungai Puntung.

Tanpa disadari, seekor buaya telah mengincar keduanya sejak mengayuh rakit. Tak lama kemudian, hewan dari zaman purbakala itu langsung menyerang rakit hingga keduanya terjatuh.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.