Sukses

Keren, Tanaman Masa Depan Ciptaan Ilmuwan Bisa Gantikan Lampu

Tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology ciptakan tanaman unik yang bisa menyala dalam gelap.

Liputan6.com, Jakarta Penerangan menyumbang 20 persen konsumsi energi di seluruh dunia. Jika tanaman bisa menghasilkan penerangan, emisi CO2 yang dihasilkan oleh bahan bakar penghasil listrik bisa dikurangi secara drastis.

Dengan adanya teknologi bioluminescent, ada kemungkinan tanaman juga bisa menerangi kehidupan kita. Jika berhasil diproduksi secara massal, teknologi ini bisa mengubah kehidupan kita menjadi lebih ekologis.

Untuk menciptakan tanaman yang bisa menyala, tim peneliti dari the Massachusetts Institute of Technology (MIT) menginjeksikan nanopartikel khusus ke dalam daun selada air.

Injeksi ini dapat mendorong adanya reaksi cahaya remang pada tanaman selama 3,5 jam.

Pihak tim peneliti mengembangkan teknologi ini dengan terinspirasi dari cahaya kunang-kunang. Mereka menhitung bahwa cahaya dari kunang-kunang mampu berikan keterangan cahaya untuk membaca buku atau setara dengan lampu pada meja.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gunakan enzim khusus

Untuk menghasilkan cahaya tersebut tim peneliti menggunakan enzim yang dinamakan dengan luciferase. Enzim tersebut terdiri dari molekul lucuferin, yang dapat memancarkan cahaya.

Selain enzim, tim peneliti juga memasukan nanopartikel agar mencegah tanaman membentuk kandungan konsentrasi yang bisa beracun.

Molekul lain yang dinamakan co-enzyme dapat membantu menghilangkan reaksi yang dapat menghambat aktivitas luciferasi dalam memancarkan cahaya.

Para peneliti percaya, teknologi ini tak hanya bisa menyediakan cahaya untuk ruangan dengan intensitas yang rendah. Mereka juga antusias bahwa teknologi ini nantinya juga bisa mengganti lampu penerangan jalan.

"Tujuan kami sebenarnya mencuptakan tumbuhan yang bisa berfungsi sebagai lampu meja, atau lampu yang tak perlu kamu harus colok. Cahaya yang muncul diproduksi dan dihasilkan melakuli metabolisme dari tumbuhan itu sendiri." ujar Michael Strano, Profesor Teknik Kimia dari MIT sekaligus senior tim penelitian, melansir Untold-Universe, Selasa (19/12/2017).

3 dari 3 halaman

Bantu kurangi emisi CO2

Para tim peneliti percaya bahwa bibit-bibit cahaya yang dihasilkan oleh partikel mampu meningkatkan dan mengoptimalkan pancaran cahaya dalam tumbuhan.

Sampai saat ini, tim MIT masih melakukan penelitian mengembangan hasil penelitian mereka. Mereka berharap agar nanopartikel yang mereka teliti bisa digunakan untuk tanaman lainnya supaya bisa menjadi sumber cahaya.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.