Sukses

Perempuan Ini Rela Mengajar Anak Marginal Ancol Tanpa Dibayar

Harini rela mengajar tanpa dibayar di Sekolah Rakyat Ancol.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah perkembangan zaman yang semakin maju, sudah sedikit orang yang rela mengabdikan dirinya untuk kemajuan orang lain tanpa diberikan imbalan. Inilah sosok Harini Ambarwati (24), Ia merupakan sosok pengajar sukarela di Sekolah Rakyat Ancol yang berlokasi di kawasan Pademangan, Jakarta Utara, yang dikenal sebagai tempat belajar anak kurang mampu dan berpendidikan rendah.

Ia memulai mengabdikan diri sebagai guru di Sekolah Rakyat Ancol pada Agustus 2015. Di awal perjalananya, Harini benar-benar menikmati tugasnya meskipun dengan kondisi sekolah dan siswa yang kurang mendukung. Meskipun sempat ingin berhenti mengajar di sekolah ini, dengan alasan siswa yang sangat sulit diatur dan kebutuhan untuk membayar kuliah yang terus membayanginya, Perempuan ini tetap pada pendiriannya untuk mengajar di sekolah rakyat tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jarak Bukan Menjadi Hambatan Untuk Mengabdi

Jarak rumah Harini dan sekolah yang mencapai 20 kilometer, bukan menjadi penghalang baginya. Tekad Harini untuk tetap mengajar secara sukarela, berawal dari masa lalunya yang menyedihkan. Ia mengalami perlakuan buruk saat duduk di bangku Sekolah Dasar.

Harini sempat diusir oleh seorang guru di depan kelas saat akan ulangan, karena belum membayar uang sekolah. Hal inilah yang membuatnya bertekad menjadi sosok pengajar yang baik dan tidak memandang status ekonomi seseorang.

Keputusan Harini untuk mempertahankan mimpinya, membuahkan hasil. “Ternyata kalau kita memudahkan urusan orang lain, maka Tuhan akan memudahkan urusan kita,” kata Harini yang berhasil membuktikan kebenaran prinsip yang selama ini dipegangnya. Berkat dukungan orang-orang di sekitarnya, Harini mulai mendapatkan tawaran sebagai pekerja lepas untuk menjadi penari, penata acara, dan event organizer. Waktu yang fleksibel sebagai pekerja lepas membuat Harini bisa tetap fokus melaksanakan pekerjaan utamanya sebagai guru di Sekolah Rakyat Ancol.

3 dari 3 halaman

Kehadiran Harini Memberi Dampak Positif bagi Sekolah Ancol

Banyak perubahan yang terjadi dengan kehadiran Harini di antara lima guru laki-laki lainnya saat ini. Perjuangan para pengajar untuk menciptakan kondisi belajar yang kondusif telah membuahkan hasil. Pembaharuan fasilitas sekolah yang semakin lengkap dan memadai, meningkatkan semangat belajar siswa disekolah. Harini juga menyadari, kebersihan diri dan lingkungan adalah faktor penting untuk menjaga konsentrasi belajar murid-muridnya. Untuk itu, Ia membuat beberapa peraturan sekolah.

“Mereka tadinya kucel ke sekolah, sekarang sudah rapi. Tadinya tidak pakai sepatu, sekarang sudah diwajibkan memakai sepatu. Bahkan sekarang kita punya berberapa seragam yang wajib dipakai. Mungkin untuk orang lain, itu semua tidak penting. Tapi buat aku, ini adalah perubahan besar untuk mereka yang mulai menjaga kebersihan dan kerapian bukan hanya karena takut dihukum, tapi karena sudah menyadari bahwa ini adalah kebutuhan dasar,” kata Harini dengan bangga.

 

Penulis:

Fidelia Susanti

London School of Public Relations Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.