Sukses

Ayah Rela Berjalan Jauh untuk Gendong Anaknya Sekolah

Yu Xukang rela berjalan jauh setiap hari karena anaknya sulit berjalan dan punya kelainan pertumbuhan.

Liputan6.com, Jakarta Cinta kasih orangtua memang tak dapat terbalaskan. Apa pun rintangan dan halangannya, orangtua akan berusaha dengan sekuat tenaga mereka, agar anaknya mendapat kehidupan yang lebih baik.

Ayah dari Tiongkok ini juga sama seperti orangtua lainnya yang berjuang demi kemajuan anaknya. Bahkan, ia rela berjalan 28 kilometer hanya untuk mengantar putra satu-satunya berangkat ke sekolah setiap hari.

Melewati jalanan menanjak, jalanan bertanah yang licin hingga berbatu merupakan hal yang biasa dilalui oleh Yu Xukang. Namun, kondisi itu tak menghentikan Yu mengantar sang anak, Xiao Qiang untuk pergi ke sekolah.

Yu bersama dengan anaknya tinggal di sebuah kota kecil bernama Fengyi, tepatnya di Provinsi Sichuan bagian barat daya Tiongkok. Putra Yu mengalami bengkok pada tangan dan kakinya sehingga tak memungkinkan bagi Xiao untuk berjalan normal seperti kebanyakan anak-anak lainnya.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Membesarkan anak seorang diri

Meskipun putranya lahir dengan kondisi seperti itu, Yu tahu bahwa putranya juga perlu menempuh pendidikan karena Xiao merupakan satu-satunya harapan bagi Yu.

Selain itu, tak hanya kondisi Xiao yang bisa menghambat tekad Yu, sekolah yang jauh juga menjadi kemungkinan besar bagi Yu untuk mengubah pikirannya agar putranya tak sekolah.

Ternyata kedua hal itu tak menutup pilihannya untuk tetap membawa Xiao ke sekolah. Setiap pergi ke sekolah, Yu berinsiatif membawa putranya ke dalam keranjang agar ia bisa menggendongnya dengan mudah.

Yu sendiri pernah tinggal bersama istrinya. Namun, istrinya lari dari rumah ketika Xiao berusia tiga tahun. Akhirnya Yu mebesarkan Xiao sendirian. Walaupun demikian, Yu tetap berusaha ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya.

Oleh karena itu, setiap hari Yu bangun pada pukul lima pagi. Jika jadwal anaknya sekolah, Yu akan menyiapkan bekal terlebih dahulu untuk putranya dan mengantar Xiao ke sekolah sambil ia berangkat kerja.

"Aku tahu putraku mengalami cacat pada fisiknya, tetapi tak ada masalah dengan pikirannya," ujar Yu melansir Viral4Real, Selasa (9/1/2018).

3 dari 3 halaman

Mendapat peringkat tertinggi

Awalnya, Yu kerap mengalami masalah karena putranya selalu ditolak masuk ke sekolah. Yu bersyukur bahwa sekolah dasar Fengxi mau menerima anaknya bersekolah walaupun jaraknya lumayan jauh dari rumah.

"Meski usianya 12 tahun dengan tinggi 90 sentimeter, aku bangga padanya karena ia mendapat peringkat tinggi di kelas. Aku tahu bahwa ia bisa mencapai hal-hal yang besar. Mimpiku yakni membuatnya sampai kuliah," ucap Yu dengan bangga pada anaknya.

Beruntung bagi Yu, bahwa media lokal sempat menyorot tindakannya. Hal ini mendorong pemerintah lokal untuk membantu Yu meminjamkan sebuah rumah sehingga mereka tak perlu lelah untuk bepergian ke sekolah dengan jarak jauh.

Kemudian sekolah juga dibentuk khusus dengan menyediakan ruangan atau asrama. Hal ini dapat memudahkan Yu untuk tidak bekerja secara berlebihan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.