Sukses

Ini yang Terjadi Ketika Kita Merinding Saat Dengar Lagu

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang pasti mendengarkan musik di sela-sela waktu luang mereka. Apalagi musik sendiri punya kemampuan untuk mengubah suasana hati kita menjadi lebih baik.

Walaupun demikian, apakah kamu pernah mendengarkan musik sampai bulu kudukmu merinding? Jika kamu pernah mengalami hal tersebut maka ada sesuatu yang spesial terjadi pada otakmu.

Melansir Independent, Rabu (17/1/2018) Matthew Sachs, seorang peneliti lulusan Universitas Harvard ingin mengetahui lebih dalam soal momen menarik ketika seseorang merasa merinding saat mendengarkan musik.

Sachs ingin melihat lebih jauh, apa yang memicu hal terjadinya hal tersebut. Dia melibatkan 20 partisipan dalam penelitiannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Stuktur otak yang berbeda

Sepuluh orang partisipan yang Sach pilih mengakui pernah merasakan perasaan merinding ketika mendengarkan musik sedangkan, sepuluh orang lainnya tak pernah mengalami situasi tersebut.

Untuk melihat reaksi itu, Sach menggunakan scan otak kepada para partisipan. Rasa ingin tahu Sach terhadap situasi tersebut ternyata benar membuahkan hasil.

Ia menemukan bahwa orang-orang yang pernah merasa merinding ketika mendengar lagu tertentu, punya kaitan yang erat dengan pendekatan emosional dan psikis.

Selain itu, faktor lainnya yang mendorong hal itu terjadi disebabkan karena para partisipan punya stuktur otak yang lebih berbeda.

Orang-orang yang mengalami hal itu, cenderung punya volume serat lebih padat untuk tersambung pada bagian korteks pendengaran. Pada saat mendegarkan musik, serat tersebut juga ikut tersambung ke dalam bagian emosi.

Karena saling berkaitan dan berkomunikasi ketika mendengarkan musik, alhasil dari kedua proses tersebut menyebabkan tubuh bereaksi. Sehingga memicu tubuh menjadi merinding.

 

3 dari 3 halaman

Berguna untuk pasien gangguan psikologis

Sach juga menambahkan bahwa jika kita kerap mengalami hal tersebut ketika mendengarkan musik maka, ada kaitan yang erat dan kuat dengan emosi. Apalagi musik juga memeliki hubungan dengan memori yang telah kita alami.

Meskipun penelitiannya hanya melibatkan ruang lingkup yang kecil, namun para neurologis merasa penelitian Sach dapat berguna untuk pasien yang mengalami gangguan psikologis. Apalagi pengaruh musih dipercaya punya fungsi membantu terapis mengeksplorasi suasana hati seseorang.

Setelah peneitian ini selesai, Sachs akan melakukan penelitian lainnya yang berhubungan dengan reaksi aktivitas otak dalam mendengarkan musik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.