Sukses

Budaya Antre di Taiwan: Kebiasaan Baik yang Ditanamkan dari Kecil

Budaya antri di Taiwan yang menjadi kebiasaan positif sejak kecil.

Liputan6.com, Taiwan Budaya antre di Taiwan sepertinya memang sudah sangat lazim. Namun di mata orang asing, berdiri di antrean yang cukup panjang akan sangat membuang-buang waktu.

Bagi kebanyakan orang Indonesia yang tinggal di Taiwan, kesan yang didapat ketika hendak membeli makanan atau minuman yang terkenal yang baru saja dibuka, mereka merasa jika harus ikut antrean yang panjang akan sangat membosankan dan lebih baik memilih alternatif lain, yaitu membeli di toko lain.

Namun bagi kebanyakan orang Taiwan, mereka sudah terbiasa mengantre dengan sabar meskipun harus menunggu sekitar satu jam lebih untuk membeli barang atau makanan/minuman yang sangat spesial tersebut. Hal yang berbeda disampaikan oleh orang asing dari negara tetangga Taiwan yaitu Jepang.

Seorang warga negara Jepang mengakui bahwa mengantre adalah sesuatu yang bernilai untuk membeli sesuatu makanan atau minuman yang lezat, meski itu cuma sekedar es krim, popcorn atau bubble milk tea.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menanamkan Kebiasaan Antre Sejak Kecil

Sebuah survei yang dilakukan Fun Street Talk terhadap orang asing, mengungkapkan bahwa waktu yang umumnya masih ditolerir oleh orang-orang asing adalah rata-rata 10 sampai 15 menit, kecuali memang barang yang hendak dibeli sangat-sangat diinginkan dan tidak ada barang penggantinya.

Sebenarnya, budaya antre ini sudah ditanamkan semenjak orang Taiwan masih berada di jenjang sekolah dasar. Selesai jam pelajaran sekolah, murid-murid yang hendak menunggu bus sekolah jemputan ataupun bus umum harus membuat antrean yang teratur sebelum naik ke dalam bus. Dan pada saat bus tiba, mereka harus naik satu per satu ke dalam bus dan tidak saling berebutan, tidak saling mendahului satu sama lain.

 

3 dari 3 halaman

Dari Kebiasaan Menjadi Budaya

Kebiasaan dari kecil inilah yang terus dibawa sampai mereka dewasa dan menjadi suatu budaya setiap kali mereka hendak membeli makanan ataupun hendak menunggu bus datang yang akan mereka tumpangi kembali ke rumah masing-masing selesai dari pekerjaan mereka.

 

Penulis:

Flemming Panggabean

Diaspora Sumatera Utara - Taiwan

Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini