Sukses

Pendidikan HIV AIDS di Kupang

Bertempat di aula Pusat Pastoral Emaus, Atambua, sebanyak 20 pemuda dan pemudi yang berasal dari desa atau wilayah yang ada di sekitar Kota Atambua mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi HIV AIDS yang diselenggarakan oleh Yayasan Tanpa Batas (YTB) Kupang.(Pengirim: Fransiskus)

Citizen6, Atambua: Bertempat di aula pusat Pastoral Emaus, Atambua, sebanyak 20 pemuda dan pemudi yang berasal dari desa atau wilayah yang ada di sekitar Kota Atambua mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi HIV AIDS yang diselenggarakan oleh Yayasan Tanpa Batas (YTB) Kupang.

Pelatihan kesehatan reproduksi (Kespro) HIV AIDS ini berlangsung selama tiga hari dari 30 Maret hingga 1 April 2011 di aula pusat Pastoral Emaus Atambua dengan menghadirkan narasumber serta pelatih dari Yayasan Tanpa Batas Kupang yakni Bapak Deni Sailana dan Bapak Soleman Amalo. Selain dari YTB Kupang hadir pula utusan dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Belu, Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Belu dan dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Belu.

Pada hari pertama pelatihan, dibuka dengan ceramah oleh Bapak Johanes dari Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disnakertrans) Kabupaten Belu dengan topik “undang-undang ketenagakerjaan dan buruh migran”. Pada kesempatan ini para peserta diajak untuk memahami ketenagakerjaan yang memiliki kaitan dengan masalah HIV AIDS.

Pada hari kedua dan ketiga para peserta secara penuh membahas tentang kesehatan reproduksi (Kespro) dan orientasi seksual. Pada kesempatan tersebut para narasumber membeberkan data-data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan laporan dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten / Kota se-NTT, edisi Desember 2010 tentang kasus HIV AIDS.

Dari data kasus-kasus tersebut, Kabupaten Belu menempati peringkat pertama dari 21 kabupaten di NTT dengan perincian kasus HIV sebanyak 336 kasus, AIDS sebanyak 130 kasus dan meninggal sebanyak 88 orang. Di urutan kedua ditempati Kota Kupang dengan perincian kasus  HIV sebanyak 176 kasus, AIDS sebanyak 78 kasus dan meninggal sebanyak 34 orang. Di urutan ketiga ditempati Kabupaten Sikka Maumere dengan perincian, kasus HIV sebanyak 70, AIDS sebanyak 133 kasus, meninggal sebanyak 40 orang.

Saat ini dari data yang ada, jumlah pengidap HIV AIDS di NTT sesuai laporan Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan laporan KPA Kabupaten sebanyak 1.335 kasus dengan yang telah meninggal sebanyak 330 orang. Dari data yang ada pula, umur yang paling rentan terkena HIV AIDS ialah umur yang berkisar antara 26-30 tahun lalu diikuti umur 21-25 dan 31-35 tahun. Sementara itu dilihat dari profesi, yang paling rentan terindikasi HIV AIDS ialah ibu rumah tangga lalu diikuti dengan wiraswasta, petani, PNS, PSK, dan pelajar / mahasiswa.

Bapak Deni Sailana dari Yayasan Tanpa Batas (YTB), Kupang dalam wawancaranya kepada penulis ketika ditanya mengapa NTT cukup rentan dengan kasus HIV AIDS, dirinya mengatakan “perilaku seks di NTT cukup tinggi, dari perilaku seks seperti gonta-ganti pasangan atau seks bebas inilah yang membuat penyebaran HIV AIDS begitu cepat. Data membuktikan bahwa 93% kasus HIV AIDS berasal dari hubungan seks dan selebihnya baru kasus narkoba ataupun penggunaan jarum suntik maupun tato,” ungkapnya.

Kepada penulis dirinya mengatakan pula “kami dari Yayasan Tanpa Batas (YTB) Kupang memiliki perhatian serius pada HIV AIDS. Kami memiliki tiga program yang kami jalankan di setiap daerah antara lain, pertama, pencegahan dengan program KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) seperti yang kita lakukan hari ini pelatihan, penyuluhan, kampanye serta malam renungan Aids.

Kedua, layanan medis di mana setelah orang sadar melalui pelatihan, penyuluhan maka kita memutuskan mata rantai penularan melalui layanan medis dengan pemeriksaan tes HIV AIDS. Ketiga melalui pendampingan sosial, memberi motivasi serta membangun kesadaran bersama tentang ODHA.

Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini berlangsung cukup alot di mana para peserta terlihat begitu aktif dan antusias untuk menanyakan sekitar HIV AIDS, kesehatan reproduksi, aborsi, vasektomi serta keluarga berencana. Selain topik-topik di atas, para peserta juga diajak untuk memahami orientasi seksual secara baik dan benar.

Pelatihan yang diadakan selama tiga hari ini berkat kerja sama Yayasan Tanpa batas (YTB) Kupang dengan KPA Kabupaten Belu, pihak keuskupan serta lembaga LSM Childfun mitra kerja sama Kabupaten Belu dan TTU. Para peserta yang hadir merupakan utusan dari setiap desa yang ada di sekitar Kota Atambua. Diharapkan para peserta ini akan menjadi wakil dalam memberikan informasi yang benar tentang HIV AIDS di setiap wilayahnya masing-masing yang merupakan kelompok dampingan dari Childfun Indonesia. (Pengirim: Fransiskus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini