Sukses

Selamat dari Maut, Bocah Ini Malah Beri Nama Ular Kobra yang Menggigitnya

Bocah 6 tahun ini dapat bertahan hidup setelah dagunya digigit ular Kobra mematikan.

Liputan6.com, Jakarta Saat seseorang digigit ular berbisa dan mematikan, kemungkinan untuk bertahan hidup biasanya kecil jika ia terlambat dapat penangangan. Hal itulah yang dialami Mikayla Grove, bocah perempuan berusia enam tahun.

Dagu Mikayla digigit seekor ular mematikan saat sedang berada di kamarnya, namun ia dapat bertahan hidup setelah menjalani empat operasi dalam waktu enam hari serta mendapat 17 suntikan berdosis antivenom.

Melansir Mirror, ular yang menyerang Mikayla merupakan ular kobra Mozambik dengan bisanya yang terkenal paling berbahaya di Afrika. Ayahnya, Ludwig Grove menceritakan kejadian traumatis itu terjadi di rumah mereka di kota Ballito, Afrika Selatan.

"Hari Minggu malam berjalan seperti biasa pada pertengahan Januari lalu ketika istri saya Inge menidurkan anak-anak, hingga tiba-tiba sekitar jam 8 malam kami mendengar teriakan datang dari kamar tidur putri kami,” ujar Ludwig.

Saat Inge membuka pintu kamar, ular kobra itu dengan cepat meludahkan racun berbisa ke wajah putrinya. Ludwig pun kemudian melihat dua noda darah di wajah putrinya dan menyadari bahwa dia telah mendapat gigitan kobra. Sang istri yang panik pun segera membilas mata putrinya dari bisa ular tersebut, karena jika tidak hal itu dapat menyebabkan kebutaan permanen.

"Kami segera membawa anak-anak ke dalam mobil dan mengambil sebotol air agar istri saya bisa terus mencuci matanya,” jelas Ludwig.

Ludwig mengatakan, dia menelepon seorang temannya yang bekerja di Rumah Sakit Netcare Alberlito di daerah Ballito dan memberitahu bahwa akan membawa putrinya yang digigit ular ke bagian gawat daruratnya. Rumah sakit pun segera memanggil ahli gigitan ular Dr Bianca Visser.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beruntung Bisa Selamat

Visser menjelaskan kepada Ludwig bahwa mengobati gigitan ular berbisa sangatlah kompleks. "Dalam perjalanan, saya menghubungi dokter yang akan merawat Mikayla untuk mulai mempersiapkan segala sesuatu yang kita butuhkan, karena Mikayla sudah sangat kritis akibat bekas gigitan kobra Mozambik tersebut,” lanjutnya.

Kondisi Mikayla memang awalnya kritis. Dia gelisah, sering muntah, wajahnya membengkak dan ada risiko jalan napasnya menjadi terhambat. "Mikayla diintubasi dan jalan napasnya diamankan saat tim gawat darurat memulai premedikasi dengan steroid dan adrenalin untuk mempersiapkan tubuhnya menerima antivenom,” ujar Ludwig.

Sementara itu Dr Visser menjelaskan bahwa sebenarnya tidak penting untuk mengidentifikasi jenis ular yang menggigit seorang pasien, yang utama adalah menangani sesegera mungkin gigitan ular berbisa.

"Jika seseorang digigit seekor ular, sangat penting untuk menerima pengobatan yang tepat sesegera mungkin. Kami tidak perlu mengidentifikasi ular untuk bisa mengelola pasien dengan tepat sehingga orang tidak perlu mengejar ular itu, mencoba menangkap atau membunuhnya sebelum mencari perawatan darurat,” jelas Visser

3 dari 3 halaman

Akhirnya Sembuh

Setelah empat hari perawatan dan menerima 17 dosis perawatan antivenom, Mikayla kemudian dipindahkan ke bangsal anak-anak. Selain Visser, Mikayla juga ditangani oleh ahli pediatri Dr Kamendran Pather dan ahli bedah rekonstruktif Dr Trishan Pillay.

Pillay mengatakan, "Kami harus membawa Mikayla ke teater empat kali dalam enam hari untuk membersihkan infeksi, dan pada hari keenam, pengendaliannya terkendali. Tapi Ia banyak kehilangan jaringan lemak, dan terdapat sebuah lubang di pipinya.”

"Dalam waktu beberapa bulan kita perlu mentransfer beberapa lemak untuk menggantikan jaringan lemak yang hilang demi membentuk kembali struktur dan volume wajahnya," tambahnya. Mikayla sendiri merasa sangat senang bisa menghadiri hari pertama sekolahnya setelah sembuh dan keluar dari rumah sakit.

"Kami telah berbicara kepadanya tentang pengalamannya dan saya pikir dia mengerti apa yang telah dia alami. Mikayla senang mendengar bahwa ular yang menggigitnya tidak terbunuh namun dilepaskan kembali ke alam liar,” pungkas ayahnya, Ludwig. Mikayla bahkan menamai ular itu ‘Mutiara’.

Penulis:

Dhita Koesno

Forum Liputan6.com

**Jadilah bagian dari Forum Liputan6.com dengan mengirimkan artikel viral dan terkini melalui email: Forum@liputan6.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini