Sukses

Aksi Mei Bergerak (Si Merak)

Dalam rangka menyambut hari pendidikan nasional, yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2011, maka Forum Honorer Indonesia (FHI) sebagai wadah aliansi 33 organisasi honorer seluruh Indonesia berencana menggelar aksi yang bertema Aksi Mei Bergerak (Si Merak).

Citizen6, Jakarta: Ketika pemerintah memberlakukan UMR bagi buruh, ketika pegawai negeri bergaji penuh, ketika guru negeri dan swasta pesta sertifikasi secara riuh, namun jauh di sana, para tenaga honorer yang bekerja di instansi pemerintah masih mengeluh. Para guru honorer di sekolah negeri pun masih mengaduh karena gaji mereka 500, 400, 300, 200, 100, bahkan 50 ribu. Jadi wajar kalau mereka bikin gaduh.

Dalam rangka menyambut hari pendidikan nasional, yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2011, maka Forum Honorer Indonesia (FHI) sebagai wadah aliansi 33 organisasi honorer seluruh Indonesia berencana menggelar aksi yang bertema Aksi Mei Bergerak (Si Merak). Adapun yang menjadi tuntutan utama kami antara lain, pemerintah harus segera memberikan jaminan 100% kepada tenaga honorer untuk  diangkat menjadi PNS. Pemerintah harus segera memberlakukan Upah Minimum Pendidikan (UMP) bagi para tenaga honorer di bidang pendidikan. Pemerintah harus segera memperbaiki sistem rekruitmen honorer dan menjadikannya sebagai sistem utama dalam penerimaan PNS.

Aksi Mei bergerak menggunakan sandi utama, yaitu “Merah-Putih di langit yang Biru”, dengan pengertian sebagai berikut, Merah, menjadi simbol kemarahan para tenaga honorer di seluruh Indonesia terhadap kebijakan pemerintah saat ini yang lamban, diskriminatif, dan jauh dari rasa keadilan. Karena itu FHI akan melakukan pengerahan massa besar-besaran dengan menjadikan Istana Presiden sebagai sasaran utama.

Aksi ini akan mengambil tiga ritme waktu, yaitu 3 hari, 7 hari dan 30 hari tergantung tingkat ketercapaian tujuan perjuangan. Untuk mengantisipasi kelangkaan logistik selama aksi panjang tersebut FHI membuka dapur umum pendidikan. Tempat tersebut juga berfungsi sebagai posko utama dan lokasi mimbar bebas bagi tokoh-tokoh pendidikan dan tokoh-tokoh masyarakat yang peduli.

Putih, menjadi simbol religiusitas para tenaga honorer. Jika demo terhadap pemerintah dilakukan pada siang hari, dan juga belum mendapatkan respon yang sesuai, maka malam harinya kami akan menggelar istiqhosah kubro dengan melibatkan para tokoh-tokoh agama. Kami yakin pengaduan kepada Tuhan akan di dengar, sebagai bentuk perwujudan Sila Pertama Pancasila.

Biru, menjadi simbol negosiasi terhadap pemerintah. FHI akan mengirim delegasi kepada sejumlah pihak baik kepada pemerintah untuk bernegosiasi secara langsung, maupun kepada kelompok kepentingan (parpol, LSM, tokoh masyarakat) yang bisa membantu menekan pemerintah untuk mewujudkan tuntutan kami di atas. Bahkan tidak tertutup kemungkinan kami akan mengadukan pemerintah kepada lembaga internasional terkait. (Pengirim: Alip Purnomo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini