Sukses

Keganasan Abrasi Sungai Mandilis, Jember

Abrasi Sungai Mandilis semakin mengamuk, puluhan warga terpaksa mengungsi kembali untuk menghindari abrasi Sungai Mandilis.

Citizen6, Jember: Desa Sanenrejo di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, diapit oleh Taman Nasional Meru Betiri dan Perum Perhutani yang berada 40 km dari pusat pemerintahan. Desa yang berpenduduk kurang lebih 6000-7000 jiwa ini, bermata pencaharian sebagai petani (sawah irigasi), buruh tani, pedagang, dan tidak sedikit yang bekerja keluar desa untuk memperbaiki masa depannya.

Meru Betiri yang letaknya berdampingan dengan kawasan Perhutani pada tahun 1999 mengalami penjarahan besar-besaran (illegal logging) yang banyak dilakukan justru oleh orang luar bukan masyarakat Sanenrejo. Hutan beralih fungsi menjadi ladang. Efek penggundulan hutan tidak diantisipasi oleh pemerintah, sehingga setiap musim hujan, longsoran tanah dari gunung/ hutan dari tahun ke tahun terus mendangkalkan sungai.

Pendangkalan sungai mengakibatkan banjir terparah di Dusun Mandilis. Sungai Mandilis yang mengalir dari Baban ke Silosanen bertambah fungsinya. Bukan saja berfungsi sebagai irigasi tetapi juga berfungsi sebagai pembawa abrasi. Pada tahun 2004 menghancurkan 7 rumah dalam waktu 1 malam.

Kejadian tahun 2004, memaksa Pemerintah Jember, melalui dinas pengairan melakukan pengerukan sungai dan membuat tanggul sebagai antisipasi agar sungai mandilis tidak menghantam persawahan dan rumah penduduk kembali. Akan tetapi karena miskinnya perawatan dan keseriusan dari instansi pengairan, proyek tersebut tidak bertahan lama, dan pada tahun 2006 tanggul tersebut jebol dan sungai mandilis kembali merambah persawahan, pemukiman (12 rumah musnah), dan sekarang mengancam pemukinan penduduk kembali.

Sejak tahun 2006 sampai sekarang tercatat 21 warga mandilis (9 warga kehilangan sawah/tegal dan 12 orang kehilangan tempat tinggal). Sejak tahun 2006 , 17 warga tersebut tidak dapat bercocok tanam dengan normal, karena persawahan mereka menjadi sungai sampai sekarang.

Pada bulan Maret 2011, Sungai Mandilis kembali menerjang pemukiman penduduk, tercatat 9 warga sekarang mulai ketakutan karena abrasi terus berlangsung dan sampai ke teras rumahnya. Sebagian sudah mulai mengungsi, mendirikan pemukiman ala kadarnya, bahkan di kandang sapi.

Abrasi Sungai Mandilis semakin mengamuk, dan puluhan warga terpaksa mengungsi kembali untuk menghindari abrasi Sungai Mandilis. Kondisi korban pengungsi abrasi Sungai Mandilis cukup memprihatinkan karena sudah mulai kekurangan pangan, dan sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah untuk korban pengungsi, Selasa (12/4). (Pengirim: Sapto Raharjanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini