Sukses

Tertawa hingga Kaget Dengar Azan, Ini 6 Kematian Konyol di Era Renaisans

Liputan6.com, Jakarta - Kematian memang tak dapat ditebak. Ada kalanya, maut datang melalui cara yang tak disangka, bahkan mungkin terdengar konyol. Di sisi lain, Renaisans adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada gerakan budaya yang melanda eropa dari abad 14-17. Renaisans sempat menyebar ke sejumlah negara Eropa, termasuk Skandinavia, Belanda, Inggris, Prancis, Hungaria, dan Rusia.

Pada masa itu, ada beberapa tokoh yang kematiannya terkesan tak wajar. Melansir dari Ranker, berikut daftar tokoh yang meninggal karena kematian konyol di Era Renaisans.

1. Humayun

Kaisar Nasir ud-din Muhammad Humayun memerintah Kekaisaran Mughal (sekarang Afghanistan, Pakistan, dan sebagian India) dari tahun 1530-1540. Ia sempat kehilangan kerajaannya untuk sementara, sebelum memperolehnya kembali dengan bantuan orang-orang Persia, sehingga dapat kembali berkuasa pada 1555-1556.

Pada Januari 1556, Humayon menuruni tangga dari perpustakaannya dengan tangan penuh buku. Saat mendengar azan dari masjid terdekat, ia agak terburu-buru turun.

Sayangnya, kakinya tak sengaja menginjak jubahnya sendiri yang membuatnya jatuh menuruni tangga. Kepalanya terbentur keras di lantai dari batu. Tiga hari kemudian, sang kaisar meninggal karena lukanya itu.

2. Nanda Bayin

Ia menjabat sebgai Raja Dinasti Taungoo di Myanmar dari tahun 1581-1599. Menurut kabar, perihal kematiannya benar-benar konyol. Nanda tertawa sampai mati pada tahun 1599 saat diberitahu oleh seorang pedagang Italia yang berkunjung bahwa "Venesia adalah negara yang bebas tanpa seorang raja."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

3. Jean-Baptiste Lully

Ia merupakan seorang komposer yang bekerja di Istana Louis XIV di Prancis. Ia juga merupakan salah satu komposer paling dihormati dalam gaya Baroque Prancis.

Jean terkenal menjadi teman dekat Raja Louis. Pada Januari 1687, Jean melakukan pertunjukan yang disebut "Te Deum" untuk menghormati pemulihan Louis XIV dari penyakit.

Sebagaimana tradisi, ia menjaga irama dengan membenturkan tongkat panjang ke lantai. Secara tak sengaja, ia memukul jari kakinya sendiri sangat keras. Ini kemudian menyebabkan abses yang berkembang makin parah.

Karena menolak untuk diamputasi, infeksi di kakinya menyebar. Beberapa bulan kemudian, komposer terkenal itu meninggal karena penyakitnya itu.

 

3 dari 5 halaman

4. Francois Vatel

Vatel merupakan jenderal dan bangsawan Prancis Louis II de Bourbon, Pangeran de Conde. Pada tahun 1671, ia ditugaskan untuk menyelenggarakan perjamuan mewah di Chateau de Chantilly untuk menghormati kunjungan Raja Louis XIV.

Dalam perjamuan, terjadi sedikit keributan saat salah satu makanan yang terbuat dari ikan terlambat. Tak hanya itu, terdapat kesalahan dan kecelakaan kecil lainnya.

Vatel yang merupakan perfeksionis, marah sejadi-jadinya karena keterlambatan itu. Ia menghukum dirinya sendiri dengan bunuh diri menusuk tubuhnya dengan pedang miliknya.

 

4 dari 5 halaman

5. Tycho Brahe

Dikenang karena karyanya di bidang astronomi, terutama pengukuran dan pengamatannya yang tepat. Suatu kali, Brahe harus menghadiri jamuan makan penting di Praha pada Oktober 1601.

Ia kemudian ingin buang air kecil, tapi terpaksa menahannya mati-matian karena takut hal tersebut menjadi etiket yang tak baik. Ia menahannya sampai pulang ke rumah, tapi kemudian mendapati dirinya tak bisa buang air kecil sama sekali.

Ia meninggal 11 hari kemudian. Dokter menduga, Brahe meninggal karena uremia dan merkuri yang terdeteksi di tubuhnya.

 

5 dari 5 halaman

6. Jean-Baptiste Poquelin atau Moliere

Jean Baptiste merupakan salah satu dramawan Prancis paling terkenal sepanjang masa. Karya satir dan komiknya yang paling terkenal, termasuk The Misanthrope, The Miser, dan The Bourgeois Gentleman. Ia juga tercatat sebagai aktor hebat dan muncul di sebagian besar produksinya.

Pada tahun 1673, ia tampil dalam drama terbarunya. Selama pertunjukan, ia menderita batuk dan roboh di atas panggung, tapi bersikeras untuk menyelesaikan pertunjukkannya.

Setelah menderita multiple pulmonary hemorrhages, ia meninggal beberapa jam setelah pertunjukan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.