Sukses

Kuil Gantung, Keajaiban Masa Lampau di Sisi Tebing Gunung Hengshan

Kuil ini memiliki struktur mekanika yang unik, membuat kuil ini mampu menghipnotis wisatawan.

Liputan6.com, Tiongkok - Berbicara tempat wisata yang ada di dunia tentu tak akan ada habisnya. Ribuan lokasi wisata tersebar di seluruh penjuru dunia, mulai dari wisata alam hingga wisata buatan manusia yang menakjubkan. Bahkan, tak sedikit tempat yang menjadi saksi sejarah dialokasikan menjadi sebuah tempat wisata.

Salah satu tempat wisata yang cukup membuat kita takjub adalah "Hanging Temple." Hanging temple atau disebut kuil gantung, adalah objek wisata agama, budaya, dan sejarah. Yang membuat kuil ini berbeda dari yang lainnya karena kuil ini dibuat menggantung di samping tebing yang besar.

Kuil yang berada di tebing kaki gunung Heng di propinsi Shanxi, Tiongkok ini menjadi salah satu bangunan yang memiliki arsitektur yang langka. Dibangun 1.500 tahun yang lalu, kuil ini berada pada ketinggian 75 meter di atas tanah dan berdiri diantara bebatuan dan memiliki penyangga yang terbuat dari kayu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tujuan Awal Dibangunnya Kuil

Desain yang canggih ini dilengkapi dengan pintu gerbang, lonceng, menara, aula besar, dan ruangan kecil. Tonggak-tonggak kayu tak ditancapkan ke dalam lubang-lubang pada batu tebing itu sebagai fondasi. Tonggak itu menjadi penopang utama kuil, sedangkan bangunan seluruh kuil itu menempel ke dalam dinding tebing.

Artinya batu di belakang bangunan itu menjadi dinding pendukung utama bangunan kuil yang berdiri di atas tonggak kayu. Karena itu, bangunan ini dianggap unik.

Di dalam kuil ini terdapat lebih dari 40 ruang, lemari, dan jalan setapak sempit. Ruangan-ruangan tersebut memiliki tinggi yang rata dan seimbang. Di sini juga kita bisa menemukan puluhan patung dari perunggu, besi, dan patung tanah liat yang memiliki pahatan dan ukiran dari dinasti yang berbeda.

Menurut cerita yang beredar, tujuan awal dibangunnya kuil ini adalah untuk menghindari banjir yang mengerikan pada masa itu. Oleh karena itu, orang-orang setempat menggunakan gunung sebagai perlindungan dari hujan, salju dan sinar matahari.

Dalam perjalanannya, kuil ini sudah pernah beberapa kali dibangun ulang dan terpelihara baik di era Dinasti Ming (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1911).

 

3 dari 3 halaman

Mewakili Arsitektur Klasik Tiongkok

Kuil gantung saat ini merupakan salah satu objek wisata utama dan situs sejarah ternama yang diburu oleh para wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Tak hanya itu, para ahli konstruksi dari negara-negara Eropa-pun sering berdatangan untuk melihat kuil ini.

Kata mereka, Kuil Gantung ini adalah bangunan yang didirikan beradasarkan gabungan mekanis estetis dan Buddhaisme. Ini adalah perpaduan yang jarang terjadi. Kuil ini mewakili seni arsitektur klasik Tiongkok. Arsitektur dan segala yang ada di kuil itu melambangkan perwujudan dari sebuah pencapaian kebudayaan yang luar biasa dari masyarakat Tiongkok.

Para biksu yang membangun candi ini memiliki tiga alasan dasar yang pertama membangun rumah ibadah untuk menunjukkan tekad mereka. Kedua, untuk menghindari banjir yang mengerikan. Ketiga adalah untuk mempersatukan orang-orang melalui kombinasi dari tiga agama utama (Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme).

Karena keunikan dan keajaibannya, kuil gantung telah berhasil menarik pengunjung yang ada di seluruh dunia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.