Sukses

6 Politisi dengan Skandal Korupsi Terbesar di Dunia, Tokoh Indonesia di Urutan Pertama

Berikut 6 politisi dengan skandal korupsi terbesar di dunia. Tokoh dari Indonesia, tentu saja berada di jajaran pertama.

Liputan6.com, Jakarta - Korupsi merupakan perrtanda penyalahgunaan sumber daya, kekuasaan, dan posisi untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri, keluarga, dan teman. Sumber korupsi yang sering dikantongi oleh politisi adalah uang, barang, dana bantuan medis, dan alokasi anggaran.

Korupsi adalah masalah kompleks yang memengaruhi aspek sosial, ekonomi, dan politik di hampir semua negara. Korupsi dapat merusak institusi demokrasi, memperlambat proyek pembangunan, bahkan menyebabkan destabilisasi di pemerintahan.

Melansir dari Lolwot, berikut 6 politisi dengan skandal korupsi terbesar di dunia. Tokoh dari Indonesia, tentu saja berada di jajaran pertama.

1. Soeharto

 

Soeharto merupakan presiden Indonesia dari tahun 1967 sampai 1998. Rezimnya dianggap paling korup pada abad ke-20. Dia dan keluarganya memiliki kendali atas perusahaan swasta dan badan amal. Soeharto mengundurkan diri setelah demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Transparency International memperkirakan bahwa Soeharto telah menggelapkan 15-35 miliar dolar AS selama 32 tahun ia berkuasa. Pada Desember 2010, Makhamah Agung Indonesia telah mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh 307 juta dolar AS dari salah satu badan amal yang didirikan oleh Soeharto.

Namun diperkirakan, masih banyak sumber-sumber pemasukan keluarga Soeharto dari hasil perusahaan swasta dan kebijakan yang ia buat untuk memperkaya keluarga tersebut. Pada tanggal 27 Januari 2008, ia meninggal karena komplikasi dari lemahnya jantung pada usia 86 tahun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2. Ferdinand Marcos

Pria ini pernah menjabat sebagai presiden Filipina dari tahun 1965-1986, sebelum diberhentikan lewat revolusi yang dilakukan rakyat Filipina. Selama masa kediktatorannya, hutang negara telah tumbuh dari 1 miliar dolar AS menjadi 25 miliar dolar AS.

Ia menggunakan rekening bank di luar negeri untuk menyalurkan dana pemerintah ke rekening pribadinya. Laporan menyatakan bahwa ia telah mencuri 5-10 miliar dolar AS dari kas Filipina. Kekayaannya didapatkan secara tak sah dari pengambilalihan perusahaan swasta besar, pinjaman pemerintah kepada kroni, dan suapnya dari perusahaan swasta.

 

3 dari 6 halaman

3. Mobutu Sese Seko

Ia pernah menjabat sebagai presiden Republik Kongo dari tahun 1965-1997. Sementara ia berkuasa, ia mengubah nama Kongo menjadi Zaire pada tahun 1971.

Selama rezim diktatornya, ia dikenal karena nepotisme, berbelanja ke Paris, dan menggelapkan dana pemerintah. Dilaporkan bahwa ia telah menggelapkan 4-15 miliar dolar AS.

Negara tersebut telah mengalami inflasi yang tinggi, hutang berlebihan, devaluasi mata uang. Pada tahun 1991, kerusahan dan masalah ekonomi menyebabkan ia berbagi kekuasaan dengan pemimpin oposisi tapi dia menggunakan tentara untuk mencegah perubahan tersebut.

Pada bulan Mei 1997, ia dilempar dari kekuasaan oleh pasukan pemberontak. Ia meninggal di Maroko.

 

4 dari 6 halaman

4. Slobodan Milosevic

Merupakan presiden Serbia dari tahun 1989-1997 dan presiden Republik Federal Yugoslavia dari tahun 1997-2000. Pada tahun 2001, ia ditangkap karena korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Milosevic diserahkan ke pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag di mana ia didakwa melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan penggunaan ilegal dana pemerintah senilai 2,1 miliar dolar AS. Ia meninggal sebelum persidangan berakhir.

 

5 dari 6 halaman

5. Saddam Hussein

Adalah presiden Irak dari tahun 1979-2003. Pada tahun 2003, beberapa jam sebelum invasi Amerika Serikat, ia memerintahkan Bank Sentral Irak untuk mentransfer 1 miliar dolar AS dari kas pemerintah ke rekening pribadinya.

Menurut penyelidikan Senat AS, Saddam Hussein telah menggelapkan sekitar 21 miliar dolar AS dari penjualan minyak dan program bantuan makanan.

 

6 dari 6 halaman

6. Sani Abacha

Adalah kepala negara Nigeria pada tahun 1993-1998. Selama masa rezimnya, ia dan keluarganya dilaporkan telah mencuri lebih dari 5 miliar poundsterling dari dana pemerintah.

Abacha meninggal pada tahun 1998 saat tinggal di vila di Abuja. Penyebabnya adalah serangan jantung mendadak, meski ada desas-desus yang menyatakan kalau ia diracuni.

Pada Maret 2014, Departemen Kehakiman Amerika Serikat mengungkapkan bahwa mereka telah membekukan 458 juta dolar AS yang diyakini telah diperoleh secara ilegal oleh Abacha dan kelompoknya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.