Sukses

SD Simpang Abadi Potret Buram Fasilitas Pendidikan di Jambi

SD Simpang Abadi sebuah potret buram pendidikan di Jambi yang tidak memiliki ruangan dan hanya di bangun ruangan seadanya dengan dana dari sumbangan para orang tua murid. Disisi lain, Pendapatan Asli Daerah kecamatan Betara berlimpah.

Citizen6.Jambi: Ironis memang di tengah lingkungan perusahaan besar bahkan berskala Internasional seperti PT. Petro Cina, Wira Karya Sakti ( WKS) di Kecamatan Betara, Tanjung Jabung Barat, Jambi, ada sebuah sekolah dengan fasilitas belajar yang tidak memenuhi standar bahkan layaknya bangsal batu bata. Kalau boleh di katakan seperti kandang ayam atau kandang kambing karena tidak berdinding dan hanya berlantai tanah.

Padahal di tengah berlimpahnya sumber Pendapatan Asli Daerah dari Gas dan Minyak Bumi di kecamatan Betara. Bila perusahaan ataupun pemerintah ada kepedulian serta keinginan yang serius untuk membangun satu atau bahkan sepuluh ruangan sarana belajar yang layak tidak ada kesulitan sama sekali. Sementara disisi lain banyak pembangunan gedung pemerintah yang menelan dana milyaran rupiah dikecamatan Betara hanya menjadi sia-sia, yang pada pada akhirnya tidak dimanfaatkan dan terbengkalai.

Salah satunya ada bangunan gedung pengolahan air minum Aquala yang menelan dana ratusan juta  hingga saat tidak dimanfaatkan, demikian juga dengan pembangunan Puskesmas II Sukorejo  di Dusun Terjun Jaya yang menelan dana milayaran rupiah dan dari pemantauan dilapangan hanya satu ruangan saja yang saat ini digunakan. 

"Kita sudah satu  tahun memakai bangsal ini untuk belajar, yang dibuat dari dana swadaya masyarakat," tutur Permawati AM.A. Menurutnya bangsal tersebut di buat sejak setahun yang lalu, karena kurangnya lokal yang ada di sekolah jarak jauh tersebut, bahkan saat ini hanya ada dua lokal permanent yang bisa di gunakan, padahal kelas yang ada sudah dari kelas I sampai kelas VI dan untuk membuat lokal terpaksa digunakan dana swadaya masyarakat, dengan cara dipungut iuran per wali murid sebesar Rp.34000,- sebanyak 86 orang tua wali murid.

Sebelum ada bangunan bangsal sederhana tersebut  para siswa tidak dapat masuk sekaligus, terpaksa masuknya dibagi dua, ada sip pagi dan siang. Untuk kelas I sampai kelas IV masuk pagi sedangkan kelas V hingga kelas VI masuk siang. Sekalipun tempatnya jauh semangat siswa untuk belajar tetap tinggi." Walaupun kondisinya hujan, murid-murid disini tetap datang semangat untuk belajar  kesekolah", paparnya lagi.

Mutmainnah salah satu guru kelas VI mengatakan bila turun hujan maka tempat belajar selalu ditiup angin kencang tak jarang papan tulis yang sedang digunakan nyaris terbang di tiup angin." Kalau hanya hujan gerimis kami masih gunakan bangsal ini untuk belajar, tapi kalau sudah hujan deras papan tulis sering jatuh ditiup angin," katanya.

Selain itu enam  guru yang mengajar di sekolah tersebut masih berstatus honorer, dan hanya ada satu guru yang berstatus pegawai negeri yakni Rita Rosniati S. Ag, salah satu guru yang merintis berdirinya sekolah tersebut. Dia mengatakan agar para guru honor yang berjumlah enam orang yang telah mengajar selama dua hingga lima tahun segera diangkat menjadi pegawai negeri.

"Kita berharap pemerintah bisa mengangkat para guru honorer, yang telah mengajar dan berjasa mendirikan sekolah disini," kata Rita Rosniati S. Ag yang sejak 6 tahun lalu merintis sekolah kelas jauh tersebut. Kepala sekolah SD. Simpang abadi, San Sari Spd.SD yang ditemui Tanjab Ekspres(3/5) mengatakan sejak tahun 2010 lalu ia telah mengajukan usulan agar segera dibangun namun sekolahnya belum mendapat prioritas pembangunan. "Saya sudah mengajukan usulan namun belum ada tanggapan, saya berharap dinas terkait bisa mengabulkan permohonan kami," pintanya.

Naimah, salah satu murid kelas enam yang yang telah setahun terakhir belajar dibangsal sekolah mengharapkan pemerintah bisa membantu pembangunan sekolah. "Saya dan teman -teman sulit konsentrasi belajar karena ruangan kami tidak berdinding dan kalau hujan bocor”. Selain kekurangan ruangan untuk belajar serta fasilitas lain yang di butuhkan juga tidak ada, seperti kantor untuk ruangan majelis guru, WC sekolah dan halaman sekolah. Jalan menuju sekolah tersebut juga hanya jalan setapak yang masih ada rawa , murid- murid yang bersekolah di SD kelas Jauh simpang abadi  berasal dari dusun rawa panjang, blok Kangkung , seputaran PLTG, dan dusun Simpang Abadi . (Pengirim : Aulia Alfatih)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini